Polusi udara merupakan faktor lingkungan yang berisiko bagi kesehatan manusia
di daerah urban, seperti DKI Jakarta, Indonesia. Meskipun jumlah stasiun
pemantauan ambien meningkat, belum ada data paparan individu polusi udara yang
dipublikasikan. Penelitian ini bertujuan menyediakan data komprehensif mengenai
paparan PM2.5 dan karbon monoksida (CO) pada orang yang beraktivitas di DKI
Jakarta sehari-hari, dimulai sejak Juli 2022 hingga Juni 2023. Partisipan
mengalungkan dua low-cost sensor (LCS) di sekitar area pernapasan saat
beraktivitas selama 24 jam. Hasil menunjukkan paparan PM2.5 pada mahasiswa
(12,36 ?g/m3
) lebih tinggi daripada pekerja kantoran (9,98 ?g/m3
). Paparan PM2.5
rata-rata tertinggi terukur di motor (45,88 ?g/m3
) untuk seluruh partisipan,
sedangkan paparan CO rata-rata tertinggi terukur di angkot (14,54 ppm). Paparan
PM2.5 yang tinggi terjadi akibat pengaruh udara luar dan faktor antropogenik
(merokok dan memasak), sedangkan paparan CO tertinggi terjadi saat bepergian
karena emisi kendaraan. Paparan PM2.5 paling banyak diperoleh dari dalam rumah
karena durasi aktivitas memengaruhi jumlah paparan, sedangkan paparan CO
paling banyak diperoleh ketika berkendara dengan angkot dan motor. Paparan
PM2.5 harian bagi 2 pekerja kantoran dan 1 mahasiswa dianggap tidak aman dan
menunjukkan risiko kesehatan nonkarsinogenik (RQ > 1), sedangkan paparan CO
masih dianggap aman bagi seluruh partisipan