digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Nuraziizah Jihan Rosyiidah.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Evolusi kebiasaan kerja telah berlangsung selama beberapa waktu, didorong oleh kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi. Penerapan model kerja hibrida umum terutama selama dan setelah pandemi COVID-19. Model kerja hibrida telah menyediakan strategi fleksibel yang menggabungkan kerja kantor dan kerja jarak jauh untuk meminimalkan penyebaran virus dan umum pasca pandemi. Cedera regangan berulang (Repetitive Strain injury atau RSI) adalah kondisi yang disebabkan oleh penggunaan berlebihan otot, tendon, dan saraf di lengan, tangan, dan jari tangan. Model kerja hibrida, yang menggabungkan kerja kantor dan kerja jarak jauh, dapat memperkenalkan faktor-faktor seperti penggunaan komputer yang berkepanjangan dan pengaturan ergonomis yang tidak memadai, yang berpotensi menyebabkan gejala RSI. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara model kerja hibrida, cedera regangan berulang berulang (RSI), dan produktivitas kerja di kalangan pekerja kantor di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain lintas sektoral dan metode pengambilan sampel acak yang dilakukan dengan mendistribusikan kuesioner. Jumlah responden yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah 271 pekerja kantor di DKI Jakarta. Dua jenis analisis dilakukan, yaitu analisis univariat dan bivariat. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa ada hubungan signifikan antara model kerja hibrida dan cedera akibat gerakan berulang (nilai p = 0,007), ada hubungan signifikan antara model kerja hibrida dan produktivitas kerja (nilai p = 0,000), dan ada hubungan signifikan antara cedera regangan berulang dan produktivitas kerja (nilai p = 0,000). Ada pengaruh model kerja hibrida terhadap produktivitas kerja sebesar 26,3% dengan korelasi sedang (nilai R = 0,513). Cedera akibat gerakan berulang memiliki pengaruh terhadap produktivitas kerja sebesar 16,1% dan korelasi sedang (nilai R = 0,401), dan secara bersamaan pengaruh model kerja hibrida dan cedera regangan berulang terhadap produktivitas kerja adalah 35,2%.