digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perilaku Material Attractiveness pada beberapa jenis reaktor yang sedang dikembangkan reaktor berbasis air ringan seperti NuScale, ESBWR, BWRX-300, dan PWR, pada saat reaktor beroperasi dan setelah reaktor beroperasi. Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan penting terkait dengan keamanan nuklir dan potensi resiko proliferasi yang terkait dengan penggunaan energi nuklir di masa depan. Isotop plutonium menjadi salah satu parameter penting dalam aspek non proliferasi nuklir. Pada penelitian ini dihasilkan produksi isotop plutonium yang meningkat kecuali pada Pu-239 yang menurun akibat proses fisi. Berdasarkan komposisi Pu-240, keempat reaktor mempunyai komposisi Pu-240 dengan level komposisi Super-grade plutonium pada awal iradiasi reaktor. Namun semakin bertambahnya burnup komposisi Pu-240 menjadi level komposisi reactor grade plutonium. Pada saat awal iradiasi nilai ATTR untuk ESBWR adalah 0.19, PWR 0.20, BWRX-300 0.16 dan NuScale 0.21. Nilai ATTR tersebut masuk kedalam kategori weapon-grade. Kemudian pada akhir operasi nilai ATTR menurun dengan nilai ATTR ESBWR adalah 0.0125, PWR 0.0148 BWRX300 0.0111 dan NuScale 0.0133. Nilai ATTR pada akhir operasi reaktor menjadi terkategori un-usable grade. Hal ini menunjukkan nilai attractiveness (ATTR) menurun secara efektif ketika terjadi kenaikan burnup dari weapon-grade menjadi un-usable grade diakhir operasi. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya produksi isotop Pu238, Pu-240, Pu-242 dan menurunya Pu-239 sebagai fisil material utama. Dalam hal analisa ATTR, nilai-nilai ini DH, SFN, BCM dan neutron prompt life berpengaruh terhadap penurunan nilai ATTR dari BOC ke EOC kecuali Rossialpha. Dan pengaruh compression terhadap nilai ATTR tidak terlalu mengubah nilai secara signifikan baik ATTR pada awal reaktor beroperasi sampai akhir reaktor beroperasi.