Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perilaku Material Attractiveness pada
beberapa jenis reaktor yang sedang dikembangkan reaktor berbasis air ringan
seperti NuScale, ESBWR, BWRX-300, dan PWR, pada saat reaktor beroperasi dan
setelah reaktor beroperasi. Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan penting
terkait dengan keamanan nuklir dan potensi resiko proliferasi yang terkait dengan
penggunaan energi nuklir di masa depan. Isotop plutonium menjadi salah satu
parameter penting dalam aspek non proliferasi nuklir. Pada penelitian ini dihasilkan
produksi isotop plutonium yang meningkat kecuali pada Pu-239 yang menurun
akibat proses fisi. Berdasarkan komposisi Pu-240, keempat reaktor mempunyai
komposisi Pu-240 dengan level komposisi Super-grade plutonium pada awal
iradiasi reaktor. Namun semakin bertambahnya burnup komposisi Pu-240 menjadi
level komposisi reactor grade plutonium. Pada saat awal iradiasi nilai ATTR untuk
ESBWR adalah 0.19, PWR 0.20, BWRX-300 0.16 dan NuScale 0.21. Nilai ATTR
tersebut masuk kedalam kategori weapon-grade. Kemudian pada akhir operasi nilai
ATTR menurun dengan nilai ATTR ESBWR adalah 0.0125, PWR 0.0148 BWRX300 0.0111 dan NuScale 0.0133. Nilai ATTR pada akhir operasi reaktor menjadi
terkategori un-usable grade. Hal ini menunjukkan nilai attractiveness (ATTR)
menurun secara efektif ketika terjadi kenaikan burnup dari weapon-grade menjadi
un-usable grade diakhir operasi. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya produksi
isotop Pu238, Pu-240, Pu-242 dan menurunya Pu-239 sebagai fisil material utama.
Dalam hal analisa ATTR, nilai-nilai ini DH, SFN, BCM dan neutron prompt life
berpengaruh terhadap penurunan nilai ATTR dari BOC ke EOC kecuali Rossialpha. Dan pengaruh compression terhadap nilai ATTR tidak terlalu mengubah
nilai secara signifikan baik ATTR pada awal reaktor beroperasi sampai akhir
reaktor beroperasi.