digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



BAB 1 Meilisa Kezia Soetomo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Meilisa Kezia Soetomo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Meilisa Kezia Soetomo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Meilisa Kezia Soetomo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Meilisa Kezia Soetomo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Meilisa Kezia Soetomo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Carbon nanodots merupakan jenis nanopartikel dengan karbon sebagai bahan utamanya yang memiliki biokompatibilitas dan sifat fluorescence yang baik sehingga dapat digunakan dalam aplikasi bidang biologi seperti kit diagnostik. Antibodi dapat dikonjugasikan dengan nanopartikel sebagai agen fluorescence yang digunakan untuk mendeteksi antigen pada kit diagnostik. Antibodi terkonjugasi nanopartikel yang dikomersilkan untuk mendeteksi antigen saat ini memiliki biaya yang tinggi dengan volume yang sangat sedikit. Oleh karena itu, penting untuk ditemukan alternatif lain yang dapat menekan biaya produksi untuk menggantikan antibodi terkonjugasi nanopartikel komersil. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan antibodi poliklonal dari telur ayam dikonjugasikan dengan curcumin carbon nanodots yang dapat menggantikan antibodi terkonjugasi nanopartikel untuk mendeteksi antigen. Antibodi poliklonal dikonjugasikan dengan curcumin carbon nanodots menggunakan metoda EDC/NHS coupling. Konsentrasi antibodi yang digunakan adalah 0,005 mg/ml dan konsentrasi curcumin carbon nanodots yang digunakan adalah 1.5; 1; 0.5 mg/mL. Konfirmasi keberhasilan konjugasi tersebut dilakukan dengan membandingkan hasil fluorescence antibodi terkonjugasi curcumin carbon nanodots dengan curcumin carbon nanodots tanpa antibodi sebagai kontrol. Kemudian Antibodi terkonjugasi curcumin carbon nanodots ditambahkan dengan graphene oxide (GO). Konsentrasi GO dioptimasi dengan variasi 0, 25, 50, 75, dan 100 ?g/mL. Waktu inkubasi GO dioptimasi secara berkala dengan melihat nilai fluorescence GO setiap 5 menit selama 60 menit. Setelah itu, antigen multiepitope diuji terhadap GO dengan antibodi terkonjugasi curcumin carbon nanodots. Konfirmasi keberhasilan antibodi terkonjugasi curcumin carbon nanodots dalam mendeteksi antigen dilakukan dengan membandingkan nilai fluorescence antara antibodi terkonjugasi curcumin carbon nanodots tanpa GO sebagai kontrol positif dengan antibodi terkonjugasi curcumin carbon nanodots ditambahkan graphene oxide sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antibodi berhasil terkonjugasi dengan curcumin carbon nanodots. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pergeseran panjang gelombang pada seluruh eksitasi konjugasi Ab-Cds jika dibandingkan dengan kontrol. Konsentrasi GO yang optimal adalah 75 mg/ml dengan waktu inkubasi 15 menit. Antibodi terkonjugasi curcumin carbon nanodots berhasil mendeteksi antigen yang ditunjukan oleh perbandingan nilai fluorescence antara perlakuan dengan kontrol positif dan negatif. Hal ini diperkuat dengan hasil uji statistik yang menunjukan nilai p-value <0,05 sehingga terdapat perbedaan signifikan antara perlakuan dengan kontrol negatif. Berbeda halnya dengan hasil uji statistik antara perlakuan dengan kontrol positif menunjukan nilai p-value >0,05 sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara keduanya. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini antibodi telah berhasil terkonjugasi dengan curcumin carbon nanodots dan dapat digunakan untuk mendeteksi antigen SARS-COV-2 dalam sistem fluorescence immunosensor.