digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

GNSS interferometric reflectometry (GNSS-IR) merupakan metode pengukuran tinggi muka laut yang memanfaatkan data Signal-to-Noise Ratio (SNR) dari data pengamatan GNSS. Metode GNSS-IR menggunakan data SNR yang berasal dari multipath atau bidang pantul fenomena yang diamati, dalam hal ini permukaan laut. Penggunaan GNSS-IR untuk pengamatan tinggi muka laut telah banyak diterapkan untuk analisis pasang surut laut (pasut). Dalam penelitian ini, metode GNSS-IR akan digunakan untuk pengamatan Sea Surface Roughness (SSR) dari hasil tinggi muka laut GNSS-IR. Untuk dapat mengamati SSR yang bersifat dinamis, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan peningkatan resolusi temporal data GNSS-IR. Cara yang dilakukan untuk meningkatkan resolusi temporal yaitu menggunakan data frekuensi tinggi, multi satelit, multi frekuensi, melakukan pemotongan arc, menerapkan kontrol kualitas yang optimum. Dalam penelitian ini digunakan data dari tiga stasiun, yaitu stasiun Tehoru (CBEM), Barus (CBRS), dan Bantahan (CTEK). Hasil yang diperoleh dari penerapan hal tersebut terbukti dapat meningkatkan resolusi temporal yang berkorelasi hingga >97% dengan data dari sensor pasut di tiga lokasi pengamatan. Nilai SSR diperoleh dengan mengoreksi data tinggi muka laut menggunakan tinggi pasut astronomi dan hasil estimasi dynamic ocean (H?R). Nilai SSR di tiga stasiun berkisar antara -1,5 hingga 1,5 m, namun terdapat variasi nilai SSR di masing-masing stasiun yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Hasil SSR dibandingkan dengan data kecepatan angin menunjukkan korelasi yang baik yaitu 84% hingga 87% di ketiga stasiun yang digunakan.