digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dini Maharani
PUBLIC Open In Flip Book Rita Nurainni, S.I.Pus

Penelitian ini bertujuan mengkaji kerentanan dan risiko bahaya akibat perubahan iklim di Kab. Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan, terutama di sektor pesisir. Perubahan iklim berpotensi memunculkan dua bahaya utama, yaitu rendaman pesisir dan ketidakstabilan pesisir yang terkait dengan erosi dan sedimentasi pantai. Pertimbangan mengenai kerentanan, bahaya, serta risiko pesisir menjadi relevan dengan percepatan pembangunan infrastruktur saat ini. Studi ini difokuskan pada proyeksi kerentanan dan risiko bahaya pesisir mulai dari tahun 2025 hingga 2045 dengan memanfaatkan enam skenario ancaman akibat kenaikan permukaan air laut. Tujuannya adalah mengidentifikasi wilayahwilayah di Kab. Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan yang memiliki potensi kerentanan dan risiko yang signifikan. Dalam kajian ini, bahaya genangan akibat perubahan iklim di sektor pesisir diwakili oleh faktorfaktor seperti perubahan tinggi muka air laut (TML), pengaruh pasang surut, El-NiƱo Southern Oscillation (ENSO), dan gelombang badai. Skenario bahaya dibentuk melalui analisis data untuk mengukur potensi bahaya akibat kenaikan permukaan air laut serta mempertimbangkan faktor banjir darat tahunan. Proyeksi kerentanan pesisir mengandalkan metode indeks kerentanan pesisir (coastal vulnerability index), sementara kerentanan lahan diukur melalui metode indeks kerentanan lahan (Land Vulnerability index). Analisis perbandingan data SPL dan TML mengungkapkan adanya korelasi positif, mengindikasikan pengaruh perubahan iklim pada peningkatan permukaan air laut di Kab. Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan. Faktor bahaya yang paling berdampak pada kenaikan permukaan air laut adalah HHWL (161 cm), storm surge (77 cm) serta banjir darat (42 - 85 cm). Hasil proyeksi bahaya menunjukkan bahwa skenario 6 memiliki tingkat bahaya yang sangat tinggi, dengan ketinggian berkisar antara 241 hingga 375 cm (relatif terhadap MSL). Analisis peta kerentanan pesisir dengan metode CVI didapat hasil wilayah dengan kerentanan kategori tinggi (rank 4) adalah Kec. Penajam (10,08 km, 48%) dan Kec. Balikpapan Barat (16,37 km, 58%) dan kerentanan lahan didapat hasil bahwa sebagian besar wilayah di dua Kab. ini memiliki kerentanan yang sangat rendah, terkait dengan topografi tinggi, kemiringan lereng yang landai, dan populasi yang rendah. Kombinasi antara nilai bahaya dan kerentanan menghasilkan proyeksi risiko yang menunjukkan bahwa wilayah Kab. Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan memiliki tingkat risiko yang rendah terhadap kenaikan permukaan air laut.