Perusahaan harus selalu dapat meningkatkan hasil produksinya yang juga seiring
dengan semakin meningkatnya permintaan konsumen untuk mempertahankan
eksistensinya. PT Surabaya Wire adalah perusahaan yang bergerak dibidang
produksi paku dan kawat. Salah satu produksi kawat terbesarnya adalah kawat
bendrat atau kawat BWG 21 yang berukuran 0.8 mm. Pada bulan Februari 2022
hasil produksi BWG 21 tidak mencapai target produksi. Adanya utang produksi ini
jika terjadi berkelanjutan maka kepuasan pelanggan menurun, dan perusahaan
kehilangan pangsa pasar dan potensi penjualan. Peningkatan produksi dalam
manufaktur dapat dilakukan dengan mencari kombinasi optimal pada faktor-faktor
yang mempengaruhi proses produksi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan metode Taguchi Orthogonal Array. Karena kegiatan eksperimen pada
proses produksi tidak dapat dilakukan pada proses eksisting, maka eksperimen
dilakukan dengan menggunakan model simulasi yang menyerupai keadaan
sebenarnya. Diidentifikasi terdapat 31 faktor yang mempengaruhi proses produksi
yang mencakup shift kerja masing-masing mesin tarik pada proses produksi BWG
21, shift kerja stasiun kerja penimbangan, shift kerja stasiun kerja packaging, batch
size masing-masing mesin tarik, batch size stasiun kerja penimbangan, dan batch
size proses oven. Kombinasi optimal faktor-faktor tersebut mendapatkan rata-rata
hasil produksi BWG 21 atau bendrat meningkat sebesar 538 pack per hari. Dengan
penambahan biaya produksi sebesar Rp3.901.904,47 per hari, peningkatan produksi
BWG 21 atau bendrat diprediksi memberikan peningkatan potensial pendapatan
sebesar Rp48.554.500 per hari.