ABSTRAK Gilang Panca Nugraha
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terowongan Moda Raya Terpadu (MRT) Glodok-Kota merupakan bagian dari
proyek nasional yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi
melalui peningkatan mobilitas, pengurangan kemacetan, dan pengembangan sistem
transportasi perkotaan. Salah satu kelebihan pembangunan terowongan adalah lebih
resisten terhadap gempabumi dibanding bangunan di atas permukaan. Namun
demikian, terdapat bangunan bawah tanah yang mengalami keruntuhan akibat
gempabumi, seperti Terowongan Longxi di China. Hal tersebut dapat disebabkan
oleh beberapa aspek-aspek geologi, seperti keberadaan tanah lunak di lokasi
terowongan yang dapat memperbesar guncangan gempa dan kedalaman
terowongan yang masih dangkal. Aspek–aspek geologi tersebut juga relevan
dengan kondisi di Terowongan MRT Glodok–Kota. Oleh karena itu, perlu
dilakukan analisis pseudostatik pada Terowongan MRT Glodok–Kota.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap perhitungan percepatan tanah
maksimum dengan menggunakan metode Probabilistic Seismic Hazard Analysis
(PSHA) dan tahap analisis kestabilan terowongan akibat gempabumi dengan
menggunakan metode elemen hingga (finite element method) dan pseudostatik.
Tahap PSHA meliputi pengumpulan data katalog gempa tahun 1907-2022,
penentuan karakteristik sumber bahaya gempa, penentuan fungsi atenuasi, dan
perhitungan nilai percepatan tanah puncak (PGA). Tahap analisis kestabilan
terowongan meliputi pembuatan model tanah perkerasan (hardening soil) yang
didapatkan dari hasil uji laboratorium, pembuatan model numerik dengan metode
elemen hingga (finite element method), dan analisis pseudostatik terowongan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 40 segmen sesar dalam radius
500 km dari lokasi terowongan dan tujuh segmen megathrust dalam radius 1000
km dari lokasi terowongan. Kedua sumber gempa tersebut dan sumber gempa
background menghasilkan nilai percepatan tanah maksimum di Terowongan
Glodok–Kota MRT Jakarta sebesar 0.307 g. Berdasarkan pengujian nilai N-SPT
lokasi terowongan berada pada lapisan tanah lunak ( N-SPT < 15) sehingga nilai
percepatan tanah maksimum meningkat menjadi 0.37 g. Nilai percepatan tanah
maksimum tersebut mengakibatkan penurunan faktor keamanan deformasi
terowongan dan perkuatan terowongan dari 6.66 dan 2.02 menjadi 1.76 dan 1.19.
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi yang telah dilakukan, Terowongan MRT
Glodok-Kota masih stabil apabila dikenai guncangan gempabumi teramplifikasi
sebesar 0.37 g atau setara VII-VIII MMI karena nilai faktor keamanan dari
perkuatan terowongan dan deformasi terowongan di atas satu.