digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Tiar Salsabila Fitriazaki
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Kemasan sekali pakai merupakan sektor penghasil limbah plastik terbesar (47%) dengan fast-moving consumer goods (FMCG) sebagai industri pengguna terbesar. Kemasan ini memiliki beragam dampak negatif sehingga perlu segera dikurangi dengan menggunakan pendekatan ekonomi sirkular. Guna ulang (reuse) merupakan strategi pengurangan plastik yang lebih sirkular daripada daur ulang (recycle). Meskipun demikian, jumlah solusi guna ulang di industri FMCG saat ini masih sangat sedikit (1,2%) relatif terhadap jumlah solusi daur ulang (65%). Di Indonesia, hal ini disebabkan oleh tiga faktor yang menghambat implementasi sistem kemasan guna ulang yaitu hambatan regulasi, hambatan infrastruktur, dan hambatan transformasi perilaku konsumen. Penelitian ini ditujukan untuk merancang model bisnis sirkular yang dapat meningkatkan penggunaan sistem kemasan guna ulang melalui penyelesaian hambatan transformasi perilaku konsumen di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan mengombinasikan kerangka ekonomi sirkular BS8001:2017, kerangka perencanaan dan pengembangan produk (khususnya metode generic product development) serta kerangka riset pasar (khususnya metode choice-based conjoint hierarchical Bayes, latent class clustering, dan in-depth interview). Kombinasi kerangka & metode ini dapat membagi proses penelitian ke dalam empat fase yaitu fase framing & scoping, fase concept development, fase system-level design, dan fase perancangan kanvas model bisnis. Hasil analisis menunjukkan bahwa preferensi pengguna bersifat homogen dan konsep model bisnis sirkular yang dapat meningkatkan penggunaan kemasan guna ulang di Indonesia adalah kemasan guna ulang yang diplih menggunakan webapp, diisi oleh penyedia, dikirim langsung ke rumah atau diambil ke toko, serta memberikan insentif cashback. Konsep model bisnis kemudian dituangkan ke dalam bentuk kanvas model bisnis dan customer journey sehingga dapat dieksekusi secara langsung oleh pelaku bisnis. Pemetaan konteks bisnis eksisting dan validasi kanvas model bisnis menunjukkan bahwa kolaborasi multi- stakeholder dengan menggunakan pendekatan sistem dibutuhkan untuk dapat mengimplementasi kemasan guna ulang yang sudah dirancang dengan sukses.