digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Azifah An'amillah
PUBLIC Irwan Sofiyan

Usahatani pembibitan sayuran berperan dalam rantai pasok pertanian di Jawa Barat. Desa Wangunsari merupakan desa pelopor yang menginisiasi pembibitan sayuran sebagai unit usaha. Dalam mengembangkan usahatani pembibitan sayuran, petani pembibitan hanya mengadalkan pengetahuan dari pengalaman dan informasi yang terbatas. Permasalahan selanjutnya yaitu minimnya ketersediaan tenaga kerja dan usaha yang masih berbasis subsiten menjadi indikasi kerentanan dalam lambatnya perkembangan usaha. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan inovasi. Mendorong kemauan individu petani pembibitan untuk melakukan inovasi masih menghadapi berbagai kendala. Apabila pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing individu petani pembibitan bergabung, maka akan menjadi kekuatan atau aset yang besar untuk mampu menciptakan inovasi. Aset tersebut adalah sumberdaya sosial yang disebut sebagai modal sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi modal sosial usahatani pembibitan sayuran di Desa Wangunsari, pengaruh modal sosial dalam mengembangkan kemampuan inovasi usahatani pembibitan sayuran, dan merumuskan strategi penguatan modal sosial untuk mengembangkan kemampuan inovasi usahatani pembibitan sayuran di Desa Wangunsari. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur dan semi struktur serta observasi partisipatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jaringan sosial menggunakan UCINET 6.0, analisis deskriptif kualitatif, analisis regresi linier berganda, dan analisis SWOT-QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi ikatan jaringan dapat digambarkan dari hasil analisis jaringan sosial yaitu nilai density 10.3% menunjukkan adanya ikatan jaringan yang lemah. Kondisi kepercayaan usahatani pembibitan sayuran adanya indikasi rentan terutama kepercayaan dengan pihak eksternal. Kondisi norma yang ada berkembang menjadi aturan yang disepakati bersama. Sedangkan visi bersama dipahami sebagai tujuan yang ingin dicapai bersama. Modal sosial berpengaruh dalam pengembangan kemampuan inovasi usahatani pembibitan sayuran di Desa Wangunsari. Adanya ikatan jaringan memberikan kemudahan dalam mendapatkan informasi yang murah dan cepat untuk mengidentifikasi dan verifikasi dalam keputusan inovasi. Kepercayaan menciptakan lingkungan usaha yang berani dalam mencoba hal yang baru. Norma memberikan dukungan dan penghargaan dalam perilaku inovasi. Visi bersama memfasilitasi komunikasi anggota usaha mendorong ide-ide inovasi. Penentuan strategi penguatan modal sosial berdasarkan analisis SWOT-QSPM didapat prioritas pertama yaitu melakukan perluasan jaringan pasar dengan skor TAS tertinggi sebesar 5,21.