Latar belakang: Androgenetic alopecia (alopesia androgenik) merupakan
gangguan terhadap siklus pertumbuhan dan regenerasi rambut akibat sensitifitas
folikel dan dermal papilla rambut terhadap tingginya kadar dihidrotestosteron.
Cinchonine memiliki aktivitas untuk mempercepat pertumbuhan rambut melalui
mekanisme telangiektasia dan aktivasi gen wnt/?-catenin. Untuk dapat
mengoptimalkan aktivitasnya, cinchonine harus mampu berpenetrasi dan mencapai
lokasi aksi folikel rambut dan dermal papilla. Cinchonine praktis tidak larut di
dalam air, sehingga berdampak pada rendahnya penetrasi ke folikel rambut dan
dermal papilla. Penetrasi cinchonine yang rendah diperburuk dengan adanya
barrier folikel rambut. Untuk mengatasi karakteristik cinchonine dan barrier
folikel rambut maka diperlukan suatu sistem penghantaran yang mampu
meningkatkan penetrasi cinchonine yaitu Nanostructured Lipid Carriers (NLC).
Tujuan: Pengembangan sistem penghantaran NLC untuk dapat meningkatkan
penetrasi cinchonine ke dalam folikel rambut dan dermal papilla. Metodologi:
Penelitian diawali dengan konfirmasi dan validasi metode KCKT untuk penetapan
kadar cinchonine dalam proses pengembangan sistem penghantaran NLC, yang
meliputi panjang gelombang maksimum, linieritas (r2
), sensitivitas (LoD dan LoQ),
presisi (intraday dan inter days), akurasi, dan selektivitas. Pengembangan formula
diawali dengan skrining lipid, optimasi rasio lipid, surfaktan, dan kosurfaktan. NLC
dibuat menggunakan metode mikroemulsifikasi dan ultrasonifikasi dengan dosis
efektif cinchonine 0,18%. Karakterisasi NLC-CN optimum meliputi ukuran
partikel, indeks polidispersitas (PDI), zeta potential menggunakan PSA, morfologi
partikel menggunakan TEM, analisis titik leleh menggunakan DSC, efisiensi
penjerapan dan uji pelepasan cinchonine menggunakan KCKT. Parameter utama
NLC-cinchonine (NLC-CN) optimum memiliki ukuran partikel pada rentang 300 –
640 nm dengan PDI terkecil. Setelah itu dilanjutkan dengan optimasi bahan
pengawet untuk pembuatan serum NLC-CN. Serum NLC-CN dianalisis ukuran
partikel, PDI, viskositas, dan efisiensi penjerapan. Setelah itu dilanjutkan dengan
uji stabilitas pada 3 kondisi penyimpanan (40oC, suhu ruang dan 4oC). Analisis in
vitro meliputi lokalisasi NLC dengan senyawa penanda nile red serta hewan uji
mencit jantan galur Swiss Webster menggunakan Confocal Laser Scanning
Microscope dan difusi menggunakan Franz Diffusion Cell dengan kulit mencit
jantan galur Swiss Webster dalam kondisi folikel aktif dan tidak aktif. Analisis in
vivo meliputi uji iritasi kulit dan mata menggunakan kelinci jantan galur New
Zealand. Parameter pengamatan uji iritasi dermal adalah indeks eritema dan udema,
sedangkan parameter pengamatan uji iritasi mata adalah derajat iritasi/korosi pada
konjungtiva, kornea, dan iris mata. Uji aktivitas mempercepat pertumbuhan rambut
dilakukan dengan menggunakan mencit jantan galur Swiss Webster (induksi model
Androgenetic alopecia mengunakan hormon testosteron, yang diinjeksikan
subkutan dengan dosis 10 mg/kg BB/hari selama 21 hari) dengan parameter
pengamatan terjadi kebotakan (kerontokan berlebih), tekstur rambut menjadi lebih
pendek dan tipis. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik antara lain
data difusi dan efek serum NLC-CN terhadap panjang rambut. Hasil: Cinchonine
memiliki panjang gelombang maksimum: 289 nm; dengan parameter validasi
metode analisis meliputi linieritas dengan koefisien korelasi (r
2
) 0,9998; LoD:
1,2016 ?g/mL; LoQ: 4,0054 ?g/mL; presisi tinggi dengan nilai SD dan KV < 2%;
akurasi tinggi dengan persen perolehan kembali 99 – 101% dan selektivitas tinggi
dengan RF 4±0,3 menit dan TF adalah 1. Formula NLC-CN optimum dengan
komposisi (dalam % b/v) cinchonine 0,18; asam stearat 1,8; asam oleat 0,2; tween
80 3,5; gliserin 2,5; akuadeion hingga 100. NLC-CN optimum memiliki
karakteristik antara lain ukuran partikel 567,6 ± 15,4 nm; PDI 0,343 ± 0,045; zeta
potential -36,70 mV; morfologi partikel NLC-CN berbentuk bulat dengan ukuran
500 nm; titik leleh 61,50oC; efisiensi penjerapan 94,85 ± 1,92%; dengan pelepasan
10,20 ± 0,49% pada menit ke 180. Diperoleh serum NLC-CN optimum dengan
penambahan DMDM hydantoin sebanyak 0,2%. Serum NLC-CN optimum
memiliki karakteristik antara lain ukuran partikel 575,6 ± 23,36 nm; PDI 0,289 ±
0,011; viskositas 1,22 ± 0,04 cP; dan efisiensi penjerapan 92,55 ± 6,19%. Serum
NLC-CN stabil pada kondisi penyimpanan di refrigerator (suhu 4oC) selama 12
bulan. Serum NLC-CN mampu terlokalisasi di folikel rambut dan mampu
meningkatkan penetrasi cinchonine (p<0,05) dari data difusi serum NLC-CN
folikel aktif pada jam ke 8 (17,64±1,35 mg/cm2
) lebih tinggi dibanding serum NLCCN folikel tidak aktif (11,33±0,29 mg/cm2
) dan larutan CN folikel aktif (4,81± 1,18
mg/cm2
). Analisis in vivo untuk uji iritasi kulit dan mata menunjukkan bahwa serum
NLC-CN bersifat noniritan dengan indeks iritasi primer 0,0. Uji aktivitas stimulasi
pertumbuhan rambut menunjukkan adanya peningkatan panjang rambut yang
berbeda signifikan (p<0,5) hari ke 21 pada kelompok uji serum NLC-CN sebesar
0,69±0,03 cm dibandingkan terhadap kontrol positif sebesar 0,34±0,01 cm
(meningkat sebesar 106,75%). Histologi kulit menunjukkan bahwa pada tiap titik
pengamatan secara organoleptik terjadi peningkatan ukuran dan jumlah folikel
rambut dan dermal papilla. Kesimpulan: Cinchonine dapat diformulasikan dengan
sistem penghantaran NLC. Sistem penghantaran NLC dapat mengakomodasi dosis
efektif cinchonine (0,18%), mampu meningkatkan stabilitas, penetrasi ke kulit, dan
aktivitas mempercepat pertumbuhan rambut dengan profil keamanan yang baik.