digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Hariyanti
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Cover_Hariyanti
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Bab 1_Hariyanti
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Bab 2_Hariyanti
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Bab 3_Hariyanti
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Bab 4_Hariyanti
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Bab 5_Hariyanti
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Pustaka_Hariyanti
PUBLIC Open In Flip Book yana mulyana

Latar belakang: Androgenetic alopecia (alopesia androgenik) merupakan gangguan terhadap siklus pertumbuhan dan regenerasi rambut akibat sensitifitas folikel dan dermal papilla rambut terhadap tingginya kadar dihidrotestosteron. Cinchonine memiliki aktivitas untuk mempercepat pertumbuhan rambut melalui mekanisme telangiektasia dan aktivasi gen wnt/?-catenin. Untuk dapat mengoptimalkan aktivitasnya, cinchonine harus mampu berpenetrasi dan mencapai lokasi aksi folikel rambut dan dermal papilla. Cinchonine praktis tidak larut di dalam air, sehingga berdampak pada rendahnya penetrasi ke folikel rambut dan dermal papilla. Penetrasi cinchonine yang rendah diperburuk dengan adanya barrier folikel rambut. Untuk mengatasi karakteristik cinchonine dan barrier folikel rambut maka diperlukan suatu sistem penghantaran yang mampu meningkatkan penetrasi cinchonine yaitu Nanostructured Lipid Carriers (NLC). Tujuan: Pengembangan sistem penghantaran NLC untuk dapat meningkatkan penetrasi cinchonine ke dalam folikel rambut dan dermal papilla. Metodologi: Penelitian diawali dengan konfirmasi dan validasi metode KCKT untuk penetapan kadar cinchonine dalam proses pengembangan sistem penghantaran NLC, yang meliputi panjang gelombang maksimum, linieritas (r2 ), sensitivitas (LoD dan LoQ), presisi (intraday dan inter days), akurasi, dan selektivitas. Pengembangan formula diawali dengan skrining lipid, optimasi rasio lipid, surfaktan, dan kosurfaktan. NLC dibuat menggunakan metode mikroemulsifikasi dan ultrasonifikasi dengan dosis efektif cinchonine 0,18%. Karakterisasi NLC-CN optimum meliputi ukuran partikel, indeks polidispersitas (PDI), zeta potential menggunakan PSA, morfologi partikel menggunakan TEM, analisis titik leleh menggunakan DSC, efisiensi penjerapan dan uji pelepasan cinchonine menggunakan KCKT. Parameter utama NLC-cinchonine (NLC-CN) optimum memiliki ukuran partikel pada rentang 300 – 640 nm dengan PDI terkecil. Setelah itu dilanjutkan dengan optimasi bahan pengawet untuk pembuatan serum NLC-CN. Serum NLC-CN dianalisis ukuran partikel, PDI, viskositas, dan efisiensi penjerapan. Setelah itu dilanjutkan dengan uji stabilitas pada 3 kondisi penyimpanan (40oC, suhu ruang dan 4oC). Analisis in vitro meliputi lokalisasi NLC dengan senyawa penanda nile red serta hewan uji mencit jantan galur Swiss Webster menggunakan Confocal Laser Scanning Microscope dan difusi menggunakan Franz Diffusion Cell dengan kulit mencit jantan galur Swiss Webster dalam kondisi folikel aktif dan tidak aktif. Analisis in vivo meliputi uji iritasi kulit dan mata menggunakan kelinci jantan galur New Zealand. Parameter pengamatan uji iritasi dermal adalah indeks eritema dan udema, sedangkan parameter pengamatan uji iritasi mata adalah derajat iritasi/korosi pada konjungtiva, kornea, dan iris mata. Uji aktivitas mempercepat pertumbuhan rambut dilakukan dengan menggunakan mencit jantan galur Swiss Webster (induksi model Androgenetic alopecia mengunakan hormon testosteron, yang diinjeksikan subkutan dengan dosis 10 mg/kg BB/hari selama 21 hari) dengan parameter pengamatan terjadi kebotakan (kerontokan berlebih), tekstur rambut menjadi lebih pendek dan tipis. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik antara lain data difusi dan efek serum NLC-CN terhadap panjang rambut. Hasil: Cinchonine memiliki panjang gelombang maksimum: 289 nm; dengan parameter validasi metode analisis meliputi linieritas dengan koefisien korelasi (r 2 ) 0,9998; LoD: 1,2016 ?g/mL; LoQ: 4,0054 ?g/mL; presisi tinggi dengan nilai SD dan KV < 2%; akurasi tinggi dengan persen perolehan kembali 99 – 101% dan selektivitas tinggi dengan RF 4±0,3 menit dan TF adalah 1. Formula NLC-CN optimum dengan komposisi (dalam % b/v) cinchonine 0,18; asam stearat 1,8; asam oleat 0,2; tween 80 3,5; gliserin 2,5; akuadeion hingga 100. NLC-CN optimum memiliki karakteristik antara lain ukuran partikel 567,6 ± 15,4 nm; PDI 0,343 ± 0,045; zeta potential -36,70 mV; morfologi partikel NLC-CN berbentuk bulat dengan ukuran 500 nm; titik leleh 61,50oC; efisiensi penjerapan 94,85 ± 1,92%; dengan pelepasan 10,20 ± 0,49% pada menit ke 180. Diperoleh serum NLC-CN optimum dengan penambahan DMDM hydantoin sebanyak 0,2%. Serum NLC-CN optimum memiliki karakteristik antara lain ukuran partikel 575,6 ± 23,36 nm; PDI 0,289 ± 0,011; viskositas 1,22 ± 0,04 cP; dan efisiensi penjerapan 92,55 ± 6,19%. Serum NLC-CN stabil pada kondisi penyimpanan di refrigerator (suhu 4oC) selama 12 bulan. Serum NLC-CN mampu terlokalisasi di folikel rambut dan mampu meningkatkan penetrasi cinchonine (p<0,05) dari data difusi serum NLC-CN folikel aktif pada jam ke 8 (17,64±1,35 mg/cm2 ) lebih tinggi dibanding serum NLCCN folikel tidak aktif (11,33±0,29 mg/cm2 ) dan larutan CN folikel aktif (4,81± 1,18 mg/cm2 ). Analisis in vivo untuk uji iritasi kulit dan mata menunjukkan bahwa serum NLC-CN bersifat noniritan dengan indeks iritasi primer 0,0. Uji aktivitas stimulasi pertumbuhan rambut menunjukkan adanya peningkatan panjang rambut yang berbeda signifikan (p<0,5) hari ke 21 pada kelompok uji serum NLC-CN sebesar 0,69±0,03 cm dibandingkan terhadap kontrol positif sebesar 0,34±0,01 cm (meningkat sebesar 106,75%). Histologi kulit menunjukkan bahwa pada tiap titik pengamatan secara organoleptik terjadi peningkatan ukuran dan jumlah folikel rambut dan dermal papilla. Kesimpulan: Cinchonine dapat diformulasikan dengan sistem penghantaran NLC. Sistem penghantaran NLC dapat mengakomodasi dosis efektif cinchonine (0,18%), mampu meningkatkan stabilitas, penetrasi ke kulit, dan aktivitas mempercepat pertumbuhan rambut dengan profil keamanan yang baik.