Pesawat tempur dirancang untuk beroperasi dalam kondisi ekstrim, salah satunya
adalah kecepatan tinggi. Pesawat tempur dirancang untuk melakukan beberapa
jenis misi, salah satunya adalah pertempuran dimana persenjataan dilepaskan.
Konfigurasi persenjataan pesawat tempur disesuaikan berdasarkan jenis misi
pesawat tempur tersebut, sehingga pesawat tempur dirancang untuk beroperasi
dengan beberapa konfigurasi persenjataan. Dalam penelitian tesis ini, dilakukan
analisis respons dinamik sebuah sayap pesawat tempur dengan mengevaluasi efek
pelepasan persenjataan. Struktur sayap pesawat dan persenjataan dimodelkan
menggunakan Metode Elemen Hingga. Pemodelan aerodinamika pada sayap
dilakukan menggunakan Doublet Lattice Method (DLM) untuk aliran subsonik dan
Piston Theory untuk aliran supersonik. Evaluasi ketidakstabilan aeroelastik pada
konfigurasi tanpa dan dengan persenjataan juga dilakukan pada penelitian ini.
Berdasarkan analisis dinamika struktur, sayap dengan persenjataan memiliki
frekuensi natural yang lebih rendah dibandingkan dengan sayap bersih dan modus
getar sayap dengan persenjataan berbeda dengan sayap tanpa persenjataan.
Analisis aeroelastik menunjukkan bahwa ketidakstabilan aeroelastik, yaitu
kecepatan kritis flutter, pada sayap dengan persenjataan terjadi pada kecepatan
supersonik dengan batasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sayap tanpa
persenjataan. Melalui analisis respons dinamis menunjukkan bahwa pelepasan
persenjataan menghasilkan gerakan osilasi konstan dengan amplitudo yang relatif
kecil dan dapat diperoleh bahwa pelepasan persenjataan tidak menimbulkan
ketidakstabilan.