digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dengan terjadinya krisis energi, hingga pentingnya mencari sumber energi alternatif, maka sangat perlu untuk melakukan daur ulang limbah pelumas. Beberapa studi menyebutkan bahwa limbah pelumas dapat dijadikan bahan bakar. Tujuan daur ulang limbah pelumas menjadi bahan bakar pada studi kali ini adalah mengembangkan material hasil pirolisis destilasi menjadi bahan bakar rendah sulfur, menggunakan limbah pelumas dengan base oil berbeda jenis, dengan lingkup limbah pelumas berasal dari sepeda motor. Adapun tujuan akhir sekaligus manfaat studi ini yaitu dapat mengurangi konsumsi minyak bumi (crude oil) sebagai sumber bahan bakar, dan juga melindungi lingkungan dari bahan kimia berbahaya dan beracun. Proses pirolisis destilasi sebagai metodologi daur ulang limbah pelumas terpilih adalah sebanyak dua tahap pada temperatur 400 ºC. Penggunaan adsorben Na2CO3, CaO dan gabungan Na2CO3 - CaO pada proses desulfurisasi bertujuan untuk dapat menghasilkan bahan bakar rendah sulfur, yaitu memenuhi persyaratan sebagai bahan bakar diesel dengan spesifikasi EURO 3. Daur ulang limbah pelumas dengan proses pirolisis destilasi dua tahap menghasilkan penurunan kadar sulfur sebesar 66,32% b/b – 70,66% b/b. Sedangkan untuk penggunaan adsorben Na2CO3 dapat menurunkan kadar sulfur sebesar 81,81% b/b sampai 83,86% b/b, dan saat penggunaan adsorben CaOdapat menurunkan kadar sulfur sebesar 79,37% b/b sampai 86,20% b/b. Penggunaan gabungan adsorben Na2CO3 - CaO dapat menurunkan kadar sulfur sebesar 90,31% b/b sampai 94,33% b/b untuk limbah pelumas dengan base oil berbeda jenis. Studi ini membuktikan bahwa proses pirolisis destilasi dua tahap dengan penggunaan adsorben gabungan Na2CO3 – CaO pada proses daur ulang limbah pelumas yang berasal dari sepeda motor dengan konsentrasi adsorben 40% b/v dan waktu reaksi 60 menit, dapat menghasilhan bahan bakar rendah sulfur yang memenuhi spesifikasi bahan bakar diesel setara EURO 3, yaitu dengan kadar sulfur sebesar 226 ppm – 290 ppm. Performa karakter fisika dan kimia bahan bakar saat diperoleh kadar sulfur terendah (299 ppm) dengan konsentrasi adsorben terkecil dan waktu tercepat menggunakan gabungan adsorben Na2CO3 – CaO dengan proses pirolisis destilasi dua tahap dari jenis limbah mineral adalah colour ASTM – 2.0, viskositas kinematik – 2,204 cSt, water content – 288 ppm, acid number – 0,252 mg KOH/g, flash point PMcc – 55 ºC, cetane index – 69,35, ii densitas pada 15 ºC – 822,6 Kg/m3 , 90% destilasi – 337,15 ºC. Performa karakter fisika dan kimia bahan bakar saat diperoleh kadar sulfur terendah (293 ppm) dengan konsentrasi adsorben terkecil dan waktu tercepat menggunakan gabungan adsorben Na2CO3 – CaO dengan proses pirolisis destilasi dua tahap dari jenis limbah semi sintetik adalah colour ASTM –1.8, viskositas kinematik –1,981 cSt, water content – 240 ppm, acid number – 0,095 mg KOH/g, flash point PMcc –55 ºC, cetane index – 72,77, densitas pada 15 ºC – 815,2 Kg/m3 , 90% destilasi – 333,12 ºC. Performa karakter fisika dan kimia bahan bakar saat diperoleh kadar sulfur terendah (233 ppm) dengan konsentrasi adsorben terkecil dan waktu tercepat menggunakan gabungan adsorben Na2CO3 – CaO dengan proses pirolisis destilasi dua tahap dari jenis limbah full sintetik adalah colour ASTM – 1.0, viskositas kinematik –1,997 cSt, water content – 268 ppm, acid number – 0,246 mg KOH/g, flash point PMcc – 52 ºC, cetane index – 78,91, densitas pada 15 ºC – 813,2 Kg/m3 , 90% destilasi – 321,78 ºC. Performa karakter fisika dan kimia bahan bakar saat diperoleh kadar sulfur terendah (281 ppm) dengan konsentrasi adsorben terkecil dan waktu tercepat menggunakan gabungan adsorben Na2CO3 –CaO dengan proses pirolisis destilasi dua tahap dari jenis limbah campuran adalah colour ASTM – 1.3, viskositas kinematik – 2,316 cSt, water content – 273 ppm, acid number – 0,143 mg KOH/g, flash point PMcc – 55 ºC, cetane index – 60,67, densitas pada 15 ºC – 828,9 Kg/m3 , 90% destilasi – 325,71 ºC. Kadar sulfur yang tidak berbeda nyata untuk pyrolysis oil terjadi pada penggunaan adsorben gabungan dan waktu reaksi selama 60 menit, 120 menit, 180 menit dan 240 menit, Dari data tersebut maka dapat dikatakan bahwa konsentrasi dan waktu reaksi terefektif yang digunakan untuk mendaur ulang limbah pelumas adalah 40 b/v dengan waktu reaksi 60 menit.