ABSTRAK Haru Hawaari Rifqi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Haru Hawaari Rifqi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Haru Hawaari Rifqi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Haru Hawaari Rifqi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Haru Hawaari Rifqi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Haru Hawaari Rifqi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Haru Hawaari Rifqi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Haru Hawaari Rifqi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Pengembangan teori pembentukan galaksi merupakan salah satu fokus di bidang
astronomi. Hal yang dapat dilakukan untuk mempelajari teori pembentukan
galaksi adalah menguji melalui simulasi supercomputer dan membandingkan
hasilnya dengan pengamatan. Pemodelan evolusi galaksi yang
ada saat ini belum sepenuhnya sempurna dalam merekonstruksi hasil pengamatan,
terutama pada galaksi-galaksi dengan redshift tinggi, sehingga membutuhkan
kajian lebih lanjut. Studi pembentukan galaksi penting dilakukan
untuk memahami bagaimana struktur di alam semesta terbentuk, memahami
pembentukan bintang serta mekanisme terkait debu dan gas.
Dalam Tugas Akhir ini, dilakukan pengujian perubahan nilai parameterparameter
pada simulasi pembentukan galaksi Dusty SAGE dan efeknya terhadap
Stellar Mass Function (SMF) dan Dust Mass Function (DMF). Perubahan nilai
dilakukan secara satu persatu untuk setiap parameter dengan menambah
dan mengurangi nilainya dari nilai awal atau default.
Pengujian ini dilakukan terhadap delapan parameter yang dianggap akan
berpengaruh terhadap pembentukan bintang dan debu di galaksi, yaitu
efisiensi radio mode feedback (?R), efisiensi quasar mode feedback (?Q), efisiensi
pembentukan bintang (?SF), skala kecepatan untuk gas reincorporation
(?reinc), efisiensi kondensasi untuk bintang-bintang AGB dan SN II (?AGB dan
?SNII), batas kritis rasio massa subhalo terhadap barionik (ffriction), dan waktu
penggabungan analitik (tfriction).
Selanjutnya, dilakukan analisis tentang efek parameter-parameter tersebut
pada SMF dan DMF, serta melakukan perbandingan antara SMF dan DMF
model dengan hasil pengamatan. Perbandingan tersebut dilakukan untuk melihat
parameter mana yang dapat mendekatkan hasil pemodelan dengan data
pengamatan.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat beberapa parameter yang dapat
mendekatkan SMF dan DMF hasil pemodelan terhadap data pengamatan.
Untuk SMF, terdapat empat parameter, yaitu ?R dan ?Q jika nilainya dikurangi,
serta ?SF dan ?reinc jika nilainya ditambah. Untuk DMF, terdapat enam
parameter, yaitu ?R, ?Q, ?SF, dan ?reinc jika nilainya dikurangi, serta ?SNII dan
?AGB jika nilainya ditambah.