Dinding geser pelat baja (SPSW) dan pemikul momen khusus (SMF) merupakan
sistem struktur yang dikenal mempunyai faktor kinerja seismik yang baik.
Berdasarkan SNI 1726-2019 untuk sistem tunggal SPSW diberikan parameter R =
7, ?0 =2 dan Cd = 6 sedangkan untuk sistem ganda SMF-SPSW menggunakan
parameter R = 8, ?0 =2,5 dan Cd = 6,5. Dalam penelitian ini, dilakukan studi
parametrik untuk mempelajari kinerja struktur yang didesain sesuai dengan SNI
1726-2019, akibat penambahan sistem SMF pada sistem SPSW sebagai sistem
ganda SMF-SPSW. Analisis nonlinear dilakukan dengan bantuan software Perform
3D v 8.0 untuk mempelajari kinerja struktur terhadap parameter drift, daktilitas,
kekuatan serta disipasi energi.
Penelitian ini menggunakan 3 model struktur 10 lantai dengan ketinggian 45 meter
yang berlokasi di Jakarta dengan kategori desain seismik D, yang telah didesain
sesuai dengan SNI 1726-2019. Variasi dari model yang digunakan adalah sistem
tunggal SPSW, sistem ganda SPSW dengan 2 bentang SMF (sistem ganda SPSW
2 SMF) dan sistem ganda dengan 3 bentang SMF (sistem ganda SPSW 3 SMF).
Perencaan elemen penampang baja mengacu pada AISC 360-16 dan AISC 341-16
serta untuk properti nonlinear ASCE/SEI 41-17. Kinerja struktur dievaluasi
menggunakan analisis pushover, analisis pembebanan siklik, dan analisis riwayat
waktu nonlinear (NLTHA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan SMF terhadap sistem tunggal
SPSW meningkatkan secara signifikan drift, daktilitas, kekuatan dan disipasi energi
struktur. Begitu juga dengan penambahan dari 2 bentang SMF menjadi 3 bentang
SMF meningkatkan drift, daktilitas, kekuatan dan disipasi energi. Selain hal
tersebut akibat dari penambahan SMF terhadap sistem tunggal SPSW juga
membuat peningkatan secara gradual kurva monotonik dan histeresis sebelum
mencapai kekuatan puncaknya. Penurunan setelah kekuatan puncak juga
mengalami perbedaan yaitu pada sistem tunggal SPSW terjadi penurunan signifikan
lebih dari 20% setelah terjadi kegagalan pada elemen strip SPSW sedangkan pada
sistem ganda SMF-SPSW penurunan terjadi secara perlahan. Kemudian efek dari
penambahan SMF pada sistem tunggal SPSW juga membuat kurva histeresis lebih
gemuk yang berarti mendisipasi energi lebih besar. Berdasarkan hasil NLTHA
terlihat bahwa jenis dan durasi gempa mempengaruhi hasil disipasi energi yang
dihasilkan. Untuk gempa dengan jenis reverse dan berdurasi 70 detik terlihat bahwa
sistem ganda SMF-SPSW mendisipasi energi lebih banyak dibandingkan sistem
tunggal. Sedangkan untuk gempa dengan jenis strike slip dan reverse oblique
dengan durasi 45 detik dan 16 detik terlihat mempunyai disipasi energi yang hampir
sama untuk sistem tunggal SPSW maupun sistem ganda SMF-SPSW.