digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kiki Rizki Sakinah
PUBLIC Alice Diniarti

COVER-Kiki Rizki Sakinah
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1-Kiki Rizki Sakinah
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2-Kiki Rizki Sakinah
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3-Kiki Rizki Sakinah
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4-Kiki Rizki Sakinah
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5-Kiki Rizki Sakinah
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA-Kiki Rizki Sakinah
PUBLIC Alice Diniarti

Kondisi dari jalur pembangunan konstruksi seringkali tidak selalu pada dataran rendah namun juga bisa pada dataran tinggi yang memerlukan perencanaan stabilitas lereng yang baik. Kondisi tanah dan tingkat kerawanan gempa tinggi perlu diidentifikasi dengan baik untuk perencanaan konstruksi di lokasi dataran tinggi guna mengakomodir terjadinya longsoran lereng atau tidak stabilnya tanah. Stabilitas lereng dapat dipengaruhi beberapa faktor yang dapat menyebabkan potensi longsor, seperti profil kemiringan lereng, peningkatan tekanan air akibat air hujan, rembesan, atau munculnya air permukaan, dan adanya getaran yang disebabkan oleh beban gempa. Ketidakpastian letak muka air tanah sangat mempengaruhi kestabilan lereng di masa akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh muka air tanah dan penerapan gaya prestress pada angkur terhadap kestabilan lereng galian. Penelitian akan dilakukan dengan bantuan perangkat lunak PLAXIS 2D. Pertama, dilakukan pemodelan analisis stabilitas lereng tanpa perkuatan dan kalkulasi dilakukan dengan galian bertahap. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa lereng galian tidak aman dengan nilai faktor keamanan 1,23. Selanjutnya, dilakukan pemodelan analisis stabilitas lereng galian dengan ground anchor menggunakan gaya prestress 200 kN. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa lereng galian tidak aman dengan faktor keamanan pada kondisi jangka pendek, jangka panjang dan beban gempa secara berturut, yaitu 1,43, 1,1, dan 1,03. Gaya tarik yang terjadi pada angkur mengalami potensi kegagalan cabut pada analisis kondisi jangka panjang dan beban gempa, karena tidka memenuhi kuat tarik ijin tendon. Penurunan yang terjadi pada kaki SUTET juga tidak memenui batas syarat penurunan pondasi tower rangka ? 5 cm. Pada pemodelan analisis stabilitas lereng galian dengan memvariasikan muka air tanah pada kedalaman 5 m, 10 m, 15 m, 20 m, 30 m, dan 44 m serta memvariasikan gaya prestress sebesar 100 kN, 200 kN, 300 kN, 400 kN, dan 500 kN, didapatkan hasil secara garis besar desain ground anchor yang digunakan tidak bekerja secara efektif. Hal ini terjadi karena bonded length berada di dalam bidang gelincir secara stabilitas global.