digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Situs warisan dunia candi Borobudur Magelang, Jawa Tengah - Indonesia adalah sebuah bangunan yang tersusun dari representasi visual arca, stupa dan relief. 1460 relief naratif adalah karya seni rupa sebagai simbolisasi wacana Buddha, terdiri dari relief Karmawibhangga, Jataka, Lalitawistara, Awadana, Gandawyuha. 160 relief Karmawibhangga pada lapisan dasar merupakan rangkaian cerita visual pendek dalam lingkaran penuh yang tersembunyi di kaki candi. Dengan melakukan uji coba terhadap 120 pengunjung untuk membaca foto dokumentasi Kassian Cephas, dimana sebagian besar pengunjung tidak mengerti cerita visual relief Karmawibhangga. Upaya rekontekstualisasi karya masa lalu berupa relief bercerita kurang mendapatkan perhatian, khususnya para peneliti ilmu seni dan desain. Oleh karenanya penelitian ini berfokus pada riset dalam rangka proses perancangan adaptasi narasi visual relief. Digunakan pendekatan model proses desain double diamond dengan empat fase proses, yaitu: Discover, Define, Develop, Deliver yang terbagi dalam dua tahap berkesinambungan. Tahap pertama (Diamond 1) Discover, untuk menemukan masalah, tahapan riset berupa pengumpulan data (observasi, dokumentasi, reinterpretasi visual), kaji literatur menggunakan teori-teori analisis visual, yaitu: teori bahasa rupa, narasi visual, ikonografi; Define berupa tahap sintesis dari analisis visual, temuan cara baca relief secara komprehensif, apa dan bagaimana relief diceritakan, hingga asumsi (pernyataan solusi) dalam perancangan. Tahap kedua (Diamond 2) Develop, berupa tahapan solusi kreatif, mengembangkan metode adaptasi untuk mengeksplorasi proses adaptasi (amplifikasi, modipikasi, dan mutasi) relief sebagai narasi visual statis ke dalam narasi visual dinamis berupa media dinamis (film animasi), dilakukan proses ideasi untuk mengembangkan ide cerita dan visual animasi, kemudian dilakukan evaluasi kepada pengunjung dan wawancara mendalam para ahli yang terkait; Deliver berupa proses implementasi desain dan produksi media dinamis (film animasi) untuk menghasilkan prototipe, kesimpulan dan saran. Dari proses implementasi menunjukkan secara empirik dan dapat disimpulkan bahwa perancangan adaptasi media dinamis (film animasi) Karmawibhangga dapat memberikan kemudahan untuk membaca cerita visual relief sehingga dapat dimengerti dan efektif digunakan sebagai media untuk meningkatkan kualitas tontonan, pengetahuan, pengalaman, serta interpretasi bagi pengunjung Borobudur. Dengan demikian proses penelitian dan perancangan ini dapat memberikan kontribusi pada aspek metodologis, konseptual, dan praktis.