digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Salma Sakinah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Erupsi Gunung api Galunggung pada tahun 1982-1983, yang berlangsung selama sembilan bulan, menyebabkan terganggunya 2 penerbangan pesawat dan merubah morfologi wilayah hingga radius 20 km dari pusat erupsi. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa pada fase akhir letusan tersebut mempunyai komposisi magma basaltik dengan erupsi yang dihasilkan mempunyai kolom abu yang mencapai tinggi 10 km, namun sedikit volume yang dikeluarkan. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut fase akhir dari erupsi tersebut, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui mekanisme erupsi serta memodelkan sebaran tefra yang dihasilkan. Penelitian dilakukan menggunakan analisis tefra pada fase akhir letusan yang dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase 2b dan fase 3. Analisis yang dilakukan meliputi berbagai analisis butir, bubble number density (BND), microlite number density (MND), decompression rate, dan magma ascent rate. Kemudian dilakukan juga pemodelan sebaran tefra menggunakan aplikasi TephraProb. Dari hasil berbagai analisis butir diketahui bahwa produk dari letusan fase 2b-3 didominasi oleh material abu kasar-lapili skoria bervesikuler dengan bentuk butir yang semakin padat pada akhir fase 2b. Kemudian pada fase 2b, BND mempunyai nilai 0,62-3,9x1012 m-3 dan MND dengan nilai 0,29-1,1x1013 m-3. Pada fase 3, BND mempunyai nilai 1,0-3,1x1012 m-3 dan MND dengan nilai 0,58-1,1x1013 m-3. Dari hasil analisis decompression rate dan magma ascent rate didapatkan rentang nilai untuk fase 2b sebesar 0,15-1,8x104 Pa/s dan 0,06-0,7 m/s dan untuk fase 3 sebesar 1,1-1,8x104 Pa/s dan 0,5-0,7 m/s. Dari seluruh analisis didapatkan kesimpulan bahwa mekanisme letusan yang terjadi pada fase 2b (freatomagmatik) menunjukkan energi letusan mengalami peningkatan di akhir fase yang disebabkan adanya pengaruh air meteorik yang tinggi. Kemudian pada fase 3 (strombolian), energi letusan menunjukkan sedikit penurunan. Berdasarkan pemodelan sebaran tefra dengan parameter yang mempunyai tingkat bahaya paling besar, yaitu pada tanggal 14 Oktober 1982, didapatkan abu vulkanik yang tersebar lebih dari radius 60 km yang condong ke arah barat dengan volume sebesar 3x106 m3, ketinggian kolom abu 9 km, dan massa produk yang dihasilkan sekitar 38,75x108 kg.