digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yesaya Given Setiawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Yesaya Given Setiawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Yesaya Given Setiawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Yesaya Given Setiawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Yesaya Given Setiawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Yesaya Given Setiawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Yesaya Given Setiawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Pariwisata merupakan sektor yang penting dan banyak dikembangkan saat ini. Akan tetapi, pengembangan pariwisata daerah masih belum tersentuh dengan baik. Pengembangan yang sudah dilakukan pun tidak begitu memperhatikan sisi permintaan wisata. Lebih dari itu, pandemi covid-19 juga mempengaruhi keberjalanan pariwisata serta pemangku kepentingannya, yaitu SDM pariwisata setempat dan wisatawan itu sendiri. Wisata alam Situ Cileunca sebagai objek pariwisata daerah Kabupaten Bandung belum memiliki daya saing yang baik jika dibandingkan dengan objek wisata alam daerah lainnya di Jawa Barat saat ini. Perencanaan komunikatif ialah solusi yang tepat untuk perumusan strategi pengembangan kawasan wisata daerah, khususnya wisata alam Situ Cileunca agar memiliki daya saing. Big data melalui media sosial Twitter menjadi sumber data yang cocok untuk mengidentifikasi persepsi sentimen masyarakat sebagai wisatawan terhadap wisata terkait. Dengan batasan pengembangan melalui komponen pariwisata 3A, yaitu atraksi, amenitas, dan aksesibilitas, big data mampu mengidentifikasi dominasi penggunaan komponen pariwisata oleh wisatawan beserta nilai sentimennya yang kemudian menjadi fokus pengembangan. Hasil big data mampu memberikan perspektif baru terhadap permintaan pariwisata yang bersumber langsung dari masyarakat dengan volume cukup besar dan pengolahan yang cepat. Kondisi aktual di objek wisata terkait juga diidentifikasi melalui survei hingga akhirnya ditemukan celah antara sumber big data dengan sumber aktual di lapangan. Celah tersebut menjadi dasar perumusan strategi pengembangan wisata alam Situ Cileunca yang diharapkan dapat menjadi langkah akurat untuk mengembangkan pariwisata berdasarkan permintaan wisata melalui persepsi sentimen dan pola sosial masyarakat. Pertama, Skema kerjasama antara pengelola wisata pemerintah daerah dan pengusaha wisata swasta menjadi strategi penting untuk memberikan informasi wisata yang tidak membingungkan calon wisatawan. Demikian juga dengan strategi pembenahan komponen pariwisata 3A yang melibatkan perbaikan, pengaktifan kembali, penambahan, serta penjagaan untuk menunjang kebutuhan wisatawan saat menghabiskan waktu di Situ Cileunca.