ABSTRAK R D A Besya Fairdian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER R D A Besya Fairdian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 R D A Besya Fairdian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 R D A Besya Fairdian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 R D A Besya Fairdian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 R D A Besya Fairdian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 R D A Besya Fairdian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA R D A Besya Fairdian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Bus Trans Metro Pasundan (TMP) merupakan transportasi publik berupa Bus Rapid
Transit (BRT) yang menjadi bagian dari program Teman Bus gagasan Kementrian
Perhubungan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Bus TMP Koridor 2 mempunyai rute Alun–alun Kota Bandung – IKEA KBP yang
melewati wilayah Padalarang, Cimahi dan Kota Bandung. Salah satu aktivitas yang
tidak dapat dihindari dalam menggunakan TMP adalah pencarian halte untuk naik
ke dalam dan turun dari bus. Proses pencarian ini merupakan keseluruhan konsep
dari wayfinding dan signage. Survei kepuasan masyarakat dapat diimplementasikan
sebagai bentuk penilaian pelayanan wayfinding dan signage halte dan bus TMP
menurut persepsi pengguna. Survei halte juga dilaksanakan pada 54 halte yang
dilewati Bus TMP Koridor 2 untuk mengetahui kondisi eksisting dari wayfinding
serta signage halte bus.
Berdasarkan survei, didapatkan bahwa pengguna baru dan reguler merasa
wayfinding dan signage untuk pencarian halte secara manual masih kurang baik
dengan mutu pelayanan C dan bernilai, berturut-turut, 65,410 dan 70,144.
Sementara penggunaan aplikasi, termasuk di dalamnya peta transportasi, sudah baik
untuk mencari halte dengan mutu pelayanan B dan bernilai, berturut-turut, 81,250
dan 78,481. Dari survei pada 54 halte, diketahui bahwa halte yang ada masih belum
memenuhi standar seperti dijelaskan standar. Hasil ini saling berhubungan, dimana
102 dari 133 pengguna reguler serta 43 dari 63 pengguna reguler merasa bahwa
perbaikan yang perlu dilakukan yaitu menambahkan halte fisik dan syarat dari halte
BRT adalah adanya halte fisik. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa
perbaikan yang diperlukan yaitu dibuatnya halte fisik, untuk kemudian diberikan
fasilitas wayfinding dan signage di dalamnya.