Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki letak strategis secara
geografis yaitu berada pada daerah pertemuan 3 lempeng besar tektonik yaitu
Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Sebagai pengaruh
dari Indonesia yang berada di sekitar lempeng tektonik aktif yang mengakibatkan
adanya perubahan koordinat di Indonesia Negara Indonesia sudah pernah memiliki
beberapa sistem referensi seperti Datum Indonesia (DI)-74, Datum Geodetik
Nasional (DGN) 95, dan Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI) 2013 epoch
2012.0. Pada tahun 2021 BIG melakukan pemutakhiran sistem referensi menjadi
SRGI 2013 epoch 2021.0 yang mengacu kepada International Terrestrial Reference
Frame (ITRF). Akan tetapi masih ada kementerian dan lembaga yang masih belum
menggunakan SRGI 2013 epoch 2021.0 sehingga mempengaruhi kualitas informasi
geospasial di Indonesia. Pada penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan
nilai perubahaan koordinat antara sistem referensi yang digunakan oleh suatu
kelembagaan di Indonesia sebelumnya terhadap sistem referensi SRGI 2013 epoch
2021.0 dengan melakukan perhitungan perubahan koordinat menggunakan 171 titik
sampel berupa Ina-CORS yang tersebar di Indonesia. Selain menghitung perubahan
koordinat, dilakukan analisis mengenai peran SRGI 2013 epoch 2021.0 di Indonesia.
Hasil perubahan koordinat paling besar pada arah X berada pada Pulau Nusa
Tenggara dengan nilai 272 mm dan pada arah Y pada Pulau Papua dengan nilai 396
mm. Penggunaan SRGI 2013 epoch 2021.0 memegang peran penting dalam kualitas
informasi geospasial dasar (IGD) dan informasi geospasial tematik (IGT) di
Indonesia terutama dalam kebijakan satu peta (KSP) dalam membantu pembangunan
nasional sehingga kementerian dan kelembagaan harus mempercepat penggunaan
SRGI 2013 epoch 2021.0.