digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Azzimar Firdaus
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - AZZIMAR FIRDAUS
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 - AZZIMAR FIRDAUS
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 - AZZIMAR FIRDAUS
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 - AZZIMAR FIRDAUS
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 - AZZIMAR FIRDAUS
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 - AZZIMAR FIRDAUS
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 - AZZIMAR FIRDAUS
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - AZZIMAR FIRDAUS
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Kebutuhan akan bensin di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Kapasitas produksi dalam negeri relatif konstan dan tidak bisa memenuhi semua permintaan, sehingga diputuskan untuk mengimpor bensin. Untuk mengurangi impor bensin, pemerintah saat ini sedang mengusulkan Gasoline Methanol Ethanol (GME) sebagai sumber energi baru. GME adalah campuran bensin, metanol, dan etanol yang dicampur dengan komposisi dan aditif tertentu. Salah satu hal yang menjadi pertimbangan utama dalam implementasi GME adalah rantai pasokannya. Rancangan jaringan rantai pasokan (SCND) GME perlu dikembangkan. Pendekatan untuk mendapatkan SCND GME yang optimal adalah dengan membandingkannya dengan SCND bensin eksisting. Landed cost dapat digunakan untuk membandingkan kinerja kedua SCND tersebut. Landed cost GME terdiri dari biaya bensin, biaya metanol, biaya etanol, biaya aditif, biaya infrastruktur, dan faktor konversi. Sementara itu, landed cost bensin hanya terdiri dari biaya bensin. Dalam penelitian ini, Mixed Integer Linear Programming (MILP) digunakan untuk menentukan SCND GME. Untuk dapat membangun SCND, akan ditentukan terlebih dahulu depot yang dikonversi dan jumlah metanol & etanol yang didistribusikan dari sumber ke depot. Tujuan dari model ini adalah meminimalkan perbedaan antara landed cost GME baru dan landed cost bensin yang sudah ada. Hasil dari model ini menunjukkan bahwa 0 dari 109 depot akan dikonversi dari bensin ke GME baik untuk A6 maupun A20. Oleh karena itu, 0 kL metanol/etanol akan didistribusikan dari sumber tertentu ke depot. Hal ini menunjukkan bahwa landed cost GME lebih mahal daripada landed cost bensin yang sudah ada. Model ini kemudian dijalankan dengan skenario yang berbeda di mana faktor konversi diabaikan. Hasilnya untuk A6 adalah mengonversi 70 dari 109 depot dengan penghematan landed cost sebesar 53,58 USD/kL, dan untuk A20 adalah mengonversi 104 dari 109 depot dengan penghematan landed cost sebesar 454,52 USD/kL.