2007 TS PP ALFARIUS EKO NUGROHO 1-COVER
PUBLIC rikrik 2007 TS PP ALFARIUS EKO NUGROHO 1-BAB 1
PUBLIC rikrik 2007 TS PP ALFARIUS EKO NUGROHO 1-BAB 2
PUBLIC rikrik 2007 TS PP ALFARIUS EKO NUGROHO 1-BAB 3
PUBLIC rikrik 2007 TS PP ALFARIUS EKO NUGROHO 1-BAB 4
PUBLIC rikrik 2007 TS PP ALFARIUS EKO NUGROHO 1-BAB 5
PUBLIC rikrik 2007 TS PP ALFARIUS EKO NUGROHO 1-PUSTAKA
PUBLIC rikrik
Lauraceae adalah salah satu famili tumbuhan yang mempunyai 31 genus dan 3000
spesies. Sekitar 600 spesies tumbuhan dari famili ini tersebar di Indonesia. Delapan
belas genus dari Lauraceae, termasuk Lindera telah diketahui memiliki kandungan
alkaloid yang tinggi, khususnya aporfin. Salah satu spesies Lindera yang tumbuh di
hutan hujan tropis Indonesia yaitu Lindera bibracteata Bl. Senyawa – senyawa
metabolit sekunder dalam tumbuhan ini belum dipelajari dengan baik. Pada
penelitian ini, dilakukan isolasi metabolit sekunder dari kulit kayu batang L.
bibracteata, dan uji sitotoksitas terhadap senyawa hasil isolasi. Dengan
menggunakan ekstraksi dan berbagai metode kromatografi, sepuluh metabolit
sekunder L. bibracteata telah diisolasi. Berdasarkan data spektroskopi UV, 1H dan
13C NMR serta spektroskopi massa, lima senyawa diantaranya diidentifikasi sebagai
N-metilnandigerin, nandigerin, launobin, epikatekin, dan ????-sitosterol. Nilai IC50 dari
N-metilnandigerin dan nandigerin terhadap sel OVCAR-3 (sel karsinoma ovari
manusia) adalah 200 ????g/mL dan >500 ????g/mL. Kedua senyawa memiliki aktivitas
yang rendah bila dibandingkan dengan taksol (IC50 17 ng/mL). Akan tetapi, dapat
disarankan bahwa gugus N-metil memiliki peran yang penting dalam meningkatkan
sitotoksitas alkaloid aporfin terhadap sel OVCAR-3.