Kota Bandung memiliki jumlah dan kepadatan penduduk tertinggi di Provinsi
Jawa Barat.Banyaknya jumlah penduduk ini apabila tidak diatur dengan baik
maka akan mengakibatkan masalah di berbagai bidang, salah satunya masalah
di bidang transportasi. Menurut survei Asian Development Bank (ADB), Kota
Bandung disebut sebagai salah satu kota termacet di Indonesia. Untuk
menyelesaikan masalah kemacetan tersebut, perlu dilakukan perencanaan
transportasi yang baik. Dalam perencanaan transportasi, tahap awal yang
harus dilakukan adalah mengidentifikasi bangkitan pergerakan. Penelitian ini
berusaha untuk mencari tahu perubahan tingkat bangkitan pergerakan sebelum
dan sesudah masa pandemi di kawasan permukiman kelas ekonomi menengah
kebawah, mengidentifikasi faktor yang mempengaruhinya dan mengkaji
dampak dari perubahan tingkat bangkitan pergerakan terhadap kebijakan
transportasi. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pengumpulan data
dengan menggunakan kuesioner terhadap 100 penduduk yang bertempat
tinggal di Kecamatan Babakan Ciparay, Bojongloa Kaler, Bandung Kulon dan
Kiaracondong yang kemudian diolah dengan menggunakan analisis regresi
linear berganda, statistik deksriptif, statistik inferensial dan klasifikasi silang.
Hasil dari penelitian ini adalah bangkitan pergerakan mengalami berubahan
antara periode sebelum dan sesudah masa pandemi Covid-19 dimana tingkat
bangkitan pergerakan pada tahun 2018 ke tahun 2020 menurun, sedangkan
tahun 2020 ke tahun 2022 meningkat hampir 3 kali lipat. Faktor yang
mempengaruhi bangkitan pergerakan setelah masa pandemi antara lain jumlah
penduduk usia produktif, jumlah anggota keluarga yang bekerja dan sekolah,
serta jumlah pendapatan perbulan dan jumlah kendaraan. Saat memasuki masa
pandemi kebijakan lebih difokuskan untuk pembatasan pergerakan masyarakat
dengan mempertimbangkan bangkitan pergerakan sebelum masa pandemi yang
besar. Sehingga pada masa pandemi bangkitan pergerakan mengalami
penurunan dibandingkan sebelum masa pandemi. Namun pada akhir masa
pandemi, pembatasan pergerakan sedikit demi sedikit tidak diberlakukan
sehingga aktivitas masyarakat menjadinormal kembali. Oleh karena itu, saat ini
pemerintah berusaha menampung pergerakan tersebut dengan mendorong
penggunaan transportasi umum.