digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan pemahaman yang mendalam mengenai inovasi model bisnis dalam perspektif jejaring dengan cara mencari dimensi yang terkait dengan inovasi model bisnis dan menggambarkan hubungan antara dimensi. Penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang dapat dipakai untuk mengukur hasil dari inovasi model bisnis dalam perspektif jaringan. Berdasarkan tinjauan literatur yang sistematis, penelitian ini membahas kesenjangan pengetahuan termasuk kurangnya penelitian dalam model bisnis yang memiliki fokus pada jejaring, yang meliputi interaksi jejaring aktor, pengaturan model bisnis dan proses inovasi model bisnis untuk meningkatkan nilai. Penelitian ini juga dilakukan untuk menutupi kurangnya penelitian yang mengukur hasil inovasi model bisnis dalam perspektif jejaring. Penelitian ini menggunakan pendekatan retroduksi untuk menjelaskan mekanisme kausal dengan memahami peristiwa, obyek/entitas, hubungan yang diperlukan dan kontinjensi serta kekuatan kausal. Diikuti oleh pendekatan tiga studi kasus pada tiga jenis jejaring strategis, yaitu jejaring nilai vertikal Music Factory Indonesia, jejaring nilai horizontal dari Indonesia Netlabel Union dan jejaring nilai multidimensi Guvera Indonesia. Tiga jejaring strategis dalam industri musik dipilih karena dianggap memiliki interaksi dinamis antar anggotanya dan inovatif dalam mencari peluang baru. Sebuah protokol studi kasus telah diterapkan untuk meningkatkan reliabilitas dalam pengumpulan data, untuk penggunaan studi kualitatif dan sebagai acuan prosedur analisis dua langkah. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik hubungan antara tiga dimensi memiliki hasil yang bervariasi dan unik di setiap jejaring. Temuan umum di tiga jaringan adalah: pertama, jejaring aktor berkordinasi terhadap model bisnis. Kedua, model bisnis menyediakan platform untuk interaksi jejaring aktor. Ketiga, jejaring aktor menentukan inovasi model bisnis. Keempat, inovasi model bisnis melibatkan interaksi yang diperlukan antara pelaku dalam jejaring. Kelima, inovasi model bisnis memfasilitasi representasi dari model bisnis. Keenam, business model yang ada saat ini penting untuk inovasi model bisnis. Hubungan kausal ditemukan bahwa dalam jejaring nilai vertikal dan jejaring nilai multidimensi, kehadiran hubungan yang menguntungkan dalam pemerintahan jejaring, struktur jejaring yang stabil, dan perilaku jejaring yang aktif, dapat meningkatkan kemungkinan hasil yang bernilai tinggi. Pada kedua jejaring juga ditemukan bahwa kehadiran pertukaran nilai yang bervariasi dan aliran nilai langsung, dapat meningkatkan kemungkinan hasil yang bernilai tinggi. Dari tiga studi kasus ditemukan bahwa hasil yang bernilai tinggi tidak selalu berasal dari keterlibatan yang tinggi dalam proses, jenis dan tingkatan inovasi model bisnis dalam jejaring aktor. Tiga jaringan menerapkan inovasi model bisnis dalam tingkatan yang rendah tetapi dapat menghasilkan nilai yang tinggi. Akhirnya, kontribusi penelitian, implikasi praktis, dan arah penelitian masa depan disediakan dalam bab kesimpulan.