digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER ROSTIYANTI HADIBROTO.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

CHAPTER I INTRODUCTION.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

CHAPTER II LITERATURE REVIEW.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

CHAPTER III METHODOLOGY.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

CHAPTER IV RESULT AND DISCUSSION.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

CHAPTER V RECOMENDATION.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Kolam stabiilisasi Bojongsoang rncrupakan instalasi pengolah air kotor (IPAK) utama yang melayani bagian timur dan selatan kota Bandung. IPAK terdiri atas kolam anaerobik, kolam fakultatif, dan kolarn maturasi. Banyak laporan menyebutkan babwa k:inerja IPAK tersebut tidak stabil Sampai sekarang, penyebab utama ketidakstabilan belum dilcetahui secara tepat. Salah satu unit proses yang dianggap dalam keadaan yang kurang optimal adalah kolam fakultatif. Dengan luas area kolam yang sangat luas, kestabilan aliran atau karakteristik hidrolis kolam menjadi kurang baik Ketidakstabilan hidrodinamis dapat menyebabkan turbulensi arus (eddy currenl ) atau mengurangi volume efektif kolam. Hal ini mungk:in terjadi akibat tidak meratanya distribusi aliran. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memodelkan karakteristik hidrolis kolam fakulratif dan mencoba altematif solusi hidrolis, dalam hal ini adalah pemasangan sekat pada kolarn. Model model yang digunakan adalah model hidrodinamika dua dimensi. Model ini menggunakan persamaan pengatur yang dibangun dari dua persamaan hidrodinamika yaitu persamaan kontinuitas dan persamaan momentum. Untuk menyelesaikan persamaan pengatur digunakan metoda numerik, dalam hal ini adalah metoda beda hingga semi implisit (Crank-Nicolson). Kolam yang diamati adalah kolam fakultatif F2A di IPAK Bojongsoang., dengan luas area 74.000 m2 dan kedalarnan 2 m. Karakteristlk hidrolis yang dapat diketahui adalah waktu tinggal efektif dan luas efektif. Luas efektif diperoleh dari waktu tinggal efektif. Daerah mati adalah daerah di dalam badan air atau reactor dimana air bergerak sangat lambat, sehlngga dianggap diam. Daerah mati di identifikasikan sebagai daerab dengan nilai bilangan Froude kurang dari 10.5 Untuk menyelesaikan masalah hidrodinamika. dalam hal ini adanya daerah mati. yang digunakan pemasangan sekat bervariasi jumlah dan letaknya.. Hasil simulasi pada kolam fakultatif menunjukkan babwa terdapat daerab mati di bagian tengah kolam Pada kondisi tidak berangin dan angin Barat, daerah mati akan berkurang pada saat debit influen makin besar terlihat dari sernakin besamya waktu tinggal efektif dan luas efektif. Angin timur. yang arahnya berlawanan dengan aliran air dari inlet ke outlet, akan mengbambat aliran air dan menyebabkan turbulensi di dalam kolam. Pemasangan sekat I terlihat paling efektif wuuk memperbaik:i karakteristik bidrolis kolam, ditinjau dan waktu tinggal efektif dan luas efektifnya yang paling besar dtbandingkan deogan variasi pemasangan sekat lainnya. Secara umun, penyekatan akan meningkatkan nilai bilangan Froude. terutama pada pemasangan sekat 3, dimana terdapat daerah dengan nilai bilangan Froude mencapai 106