Proses rekayasa kebutuhan merupakan salah satu tahapan yang penting dalam
mengembangkan sistem informasi. Pada tahap rekayasa kebutuhan masih terdapat
ketidakpastian yang mungkin muncul jika kebutuhan sitem bergantung dan dielisitasi
dari kebutuhan pengguna. Berdasarkan latar belakang ini, perlu adanya
sebuah metode rekayasa kebutuhan yang dapat mengurangi pengaruh dari
ketidakpastian tersebut.
Saat ini, metode rekayasa kebutuhan telah bertransformasi dan menggunakan
tujuan (goals) sebagai referensi dalam menjalankan proses rekayasa kebutuhan
sistem informasi. Penelitian ini mengembangkan dan memperbaiki metode
rekayasa kebutuhan yang berorientasi pada tujuan (Goal Oriented Requirements
Engineering/GORE) agar dapat menghilangkan ketidakpastian yang bisa muncul
karena kebutuhan pengguna, dan secara efektif dapat menggunakan ulang solusi
dari proses rekayasa kebutuhan yang sudah ada sebelumnya.
Metode rekayasa kebutuhan yang dikembangkan hanya menggunakan tujuan
organisasi sebagai sumber utama untuk mendapatkan kebutuhan sistem informasi.
Tujuan tersebut dilengkapi alat ukur berupa Key Performance Indicator (KPI)
untuk mengendalikan ketidakpastian yang muncul dari kebutuhan pengguna,
sehingga kebutuhan sistem informasi dapat diperoleh tanpa bergantung pada
kebutuhan pengguna akhir sitem. Selain itu, metode pada penelitian ini
mengadaptasi metode Case-Based Reasoning (CBR) untuk dapat menggunakan
ulang solusi dari proses rekayasa kebutuhan yang sudah ada sebelumnya untuk
meningkatkan kualitas kebutuhan sistem serta mempercepat proses rekayasa
kebutuhan.
Metode rekayasa kebutuhan ini dikembangkan dengan menggunakan komponenkomponen
dari beberapa aktivitas proses GORE yang sudah ada sebelumnya dan
mengadaptasi metode serta teknik lainya yang diperlukan untuk membentuk prosesproses
pada metode rekayasa kebutuhan yang baru. Metode yang dikembangkan ini
telah diujicobakan untuk 2 (dua) studi kasus, dengan tujuan untuk melihat hasil
implementasi metode rekayasa kebutuhan yang diusulkan dan hasilnya itu
digunakan lebih lanjut pada proses pengembangan sistem informasi, untuk mengevaluasi pemenuhan kebutuhan oleh fungsi sistem informasi yang
dikembangkan. Selain studi kasus, penelitian ini juga mengevaluasi kualitas proses
metode rekayasa kebutuhan yang diusulkan dibandingkan dengan metode GORE
yang sudah ada sebelumnya menggunakan metode penilaian COncern of
Requirements Engineering (CORE).
Dari studi kasus tersebut diperoleh hasil bahwasanya proses GORE yang baru dapat
menggunakan hanya tujuan organisasi sebagai sumber utama untuk mendapatkan
kebutuhan sistem informasi tanpa bergantung pada kebutuhan pengguna akhir.
Selain itu, Key Performance Indicator sebagai alat ukur yang digunakan pada
tujuan dapat mengendalikan dan mengurangi ketidakpastian yang muncul karena
disebabkan kebutuhan pengguna. Adaptasi metode CBR pada proses GORE yang
baru untuk memanfaatan ulang solusi kebutuhan dari proses rekayasa kebutuhan
sebelumnya juga dapat meningkatkan kecepatan dan efektifitas proses rekayasa
kebutuhan.
Dengan dasar metode ini, kebutuhan sistem informasi dapat diperoleh secara
otomatis menggunakan parameter-parameter yang didapat dari tujuan organisasi
dan memanfaatkan case-based yang ada secara cepat dan berkualitas tanpa
bergantung lagi dengan kebutuhan pengguna yang memiliki ketidakpastian.
Dengan otomatisasi ini, maka diharapkan proses rekayasa kebutuhan bisa
berlangsung secara cepat dan sudah memiliki pola tertentu untuk organisasi yang
domain bisnisnya telah memiliki banyak sistem informasi yang berkualitas (dan
menjadi case-based untuk digunakan ulang). Di masa yang akan datang, para
pemilik dan dewan direksi perusahaan dapat memiliki sistem informasi berkualitas
hanya dengan memiliki tujuan organisasi menggunakan metode yang
dikembangkan ini.