Sistem manajemen kinerja operator pembangkit listrik Caprycoal Mining Company menjadi subjek penelitian ini, yang dievaluasi secara kritis dan disarankan untuk didesain ulang. Penelitian tersebut berdasarkan pada Resource-Based View (RBV), Performance Management Theory, Goal-Setting Theory, dan Management by Objectives (MBO), yang menekankan pada nilai sumber daya yang strategis, tujuan yang jelas, dan manajemen kinerja yang terstruktur. Penelitian menggunakan Soft System Methodology (SSM) dengan wawancara semi terstruktur untuk memahami kekurangan sistem dari manajer, supervisor, operator, dan manajemen sumber daya manusia. Kesenjangan yang signifikan terungkap, termasuk tidak adanya Indikator Kinerja Utama (KPI) yang jelas dan penting untuk penilaian kinerja yang obyektif dan kurangnya mekanisme untuk mengelola data kompetensi yang penting untuk pelatihan teknis dan pengembangan karir. Program pelatihan yang ada tidak terstruktur dan tidak selaras dengan tuntutan operasional, sehingga menyebabkan peningkatan keterampilan yang tidak efektif. Sebagai tanggapan, penelitian ini mengusulkan perombakan menyeluruh, merekomendasikan kerangka kerja KPI terstruktur berdasarkan Teori Penetapan Sasaran dan MBO dengan sasaran yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART) yang selaras dengan tujuan individu dan organisasi. Sistem manajemen kompetensi digital disarankan untuk memfasilitasi pengumpulan, pengelolaan, dan analisis data yang efisien untuk pengambilan keputusan berdasarkan data. Selain itu, mereka mengusulkan program pelatihan teknis yang dirancang secara sistematis dan diperbarui secara berkala untuk mencerminkan praktik terbaik dan inovasi teknologi di sektor energi, sehingga meningkatkan kompetensi operator. Sistem baru ini menekankan mekanisme umpan balik yang teratur dan terstruktur serta analisis data tingkat lanjut untuk terus memantau dan mengevaluasi kinerja, memastikan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan operasional dan kondisi pasar. Selain itu, program penghargaan dan pengakuan formal disarankan untuk memotivasi dan mempertahankan karyawan yang berkinerja tinggi dengan menghubungkan hasil kinerja dengan imbalan yang nyata.