ABSTRAK Nurul Putri Kuswandi
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Meraki Asa adalah perusahaan yang menjalankan proyek edukasi dan penyedia jasa travel
yang bertujuan untuk mendukung pemuda Indonesia dalam meraih potensi diri terbaik
melalui program global exchange, re & upskilling, dan program pemberdayaan. Meraki Asa
menggunakan key performance indicator (KPI) sebagai indikator kesuksesan program. KPI
dikatakan berhasil dicapai jika 70% dari target KPI tercapai. Salah satu program Meraki Asa,
International Internship Program (IIP), belum berhasil untuk mencapai seluruh KPI yang
dirancang. Peneliti menggunakan tool fishbone untuk mencari akar masalah dari penyebab
KPI yang tidak tercapai dan ditemukan dua masalah utama yaitu waktu persiapan webinar
yang lama dan tidak adanya pilar konten. Peneliti menelaah lebih lanjut mengenai akar
masalah dan diidentifikasi dua solusi yang dapat membantu Meraki Asa dalam mencapai
KPI yaitu perancangan SOP untuk webinar IIP dan perancangan content marketing bagi
Meraki Asa.
Pada perumusan solusi digunakan beberapa metode. Penyusunan SOP menggunakan in-
depth interview untuk pengumpulan data dan cross functional diagram (CFD) untuk
penggambaran proses aktivitas. Sedangkan untuk perancangan content marketing,
pengumpulan data dilakukan dengan melakukan analisis sosial media internal dan
kompetitor serta melakukan in-depth interview bersama target konsumen. Data yang
diperoleh selanjutnya dirancang menjadi strategi content marketing bagi Meraki Asa.
Konten dirancang dengan menggunakan prinsip attitude dan komunikasi persuasif. Konten
yang telah dirancang selanjutnya dilakukan uji coba untuk melihat kualitas konten yang
dirancang. Indikator yang dilihat pada pengujian adalah nilai engagement rate dengan nilai
yang dijadikan standar yaitu 2.58%, median engagement rate untuk industri high education.
Berdasarkan hasil pengujian, penerapan solusi pada webinar IIP memperoleh 12 peserta
(150% target tercapai). Selain itu, konten yang diuji juga memperoleh nilai engagement rate
lebih tinggi yaitu 3.47%. Tidak hanya itu, pengguna juga terbukti dapat menangkap dengan
baik value yang terdapat di dalam konten. Hal ini terlihat dari nilai modus pengujian konten
yaitu pada skala 4 dari nilai maksimum 5 untuk masing-masing value yang diuji.