
ABSTRAK Marvin Ananda Taneli
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Marvin Ananda Taneli.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Marvin Ananda Taneli.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Dalam Tugas Akhir ini, dilakukan simplifikasi pemodelan struktur PLTS terapung tipe
membrane dengan Metode Elemen Hingga berdasarkan eksperimen yang dilakukan Jonathan
Winsvold tahun 2018. Struktur membrane dimodelkan sebagai lima torus elastis yang
dihubungkan dengan truss element dalam arah radial. Element truss dimodelkan dengan pretension
yang menyerupai kekakuan membrane secara actual. Model numerik dengan skala asli
yang memiliki diameter 50 meter dan diameter penampang torus 1.6 meter pada studi ini
divalidasi terhadap respons hasil eksperimen. Selanjutnya, model skala asli ini diberikan beban
akibat solar PV module yang dimodelkan sebagai tambahan massa per satuan panjang pada
torus. Model ini kemudian disimulasi pada domain waktu selama 3 jam dengan kondisi
lingkungan yang mencakup angin, arus dan gelombang pada lokasi rencana di Utara Pulau
Sumba, NTT. Untuk memahami perilaku hidrodinamik struktur, dilakukan studi sensitivitas
dalam domain frekuensi secara kualitatif. Studi sensitivitas dilakukan dengan membandingkan
pre-tension pada membrane, 2 konfigurasi mooring yang berbeda, 2 arah datang gaya
lingkungan dan kondisi mooring failure. Studi sensitivitas pada pre-tension membrane
menunjukkan model ini mampu menggambarkan karakteristik struktur membrane dimana
kekakuan membrane meningkat jika pre-tension semakin besar. Perbandingan konfigurasi
mooring dan arah datang gaya lingkungan hanya berpengaruh sedikit pada torus terluar.
Kemudian, konfigurasi mooring dengan pickup buoy (MC 2) dinilai lebih baik jika
dibandingkan dengan konfigurasi mooring tanpa buoy (MC 1) berdasarkan response struktur
dan mooring tension. Pada konfigurasi MC 2 dilakukan perbaikan desain untuk memenuhi
kriteria desain dan dampak dari mooring failure dianalisis pada konfigurasi MC 2 dengan
mooring yang diputus merupakan mooring dengan maximum tension tertinggi. Dari hasil studi,
kondisi mooring line failure tidak berpengaruh pada response struktur namun memperbesar
mooring tension pada mooring yang tidak putus.