Pesatnya perkembangan e-commerce dan situasi Pandemi Coronavirus Disease
(Covid-19) mendorong peningkatan volume sampah kemasan yang dihasilkan dari
kegiatan pembelian online. Sampah kemasan yang tidak dikelola dapat menambah
volume sampah yang masuk di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), serta berdampak
terhadap pencemaran air dan tanah. Pemerintah Kota Yogyakarta telah mendirikan
fasilitas persampahan namun hal tersebut belum signifikan mengurangi volume
sampah di TPA Piyungan karena partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah
masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perilaku masyarakat dan
mengukur kesediaan partisipasi masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah
kemasan menggunakan model Theory of Planned Behavior (TPB). Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan data primer.
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada penduduk
Kota Yogyakarta dengan total kuesioner sebanyak 111 responden yang tersebar di
14 Kecamatan di Kota Yogyakarta. Dalam skala pengukurannya, digunakan lima
skala likert, dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode Cluster Random
Sampling. Metode analisis pengujian dalam penelitian ini menggunakan Partial
Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebesar 68% responden menyatakan mengalami peningkatan
jumlah pembelian online yaitu dari rata-rata 1-3 kali per bulan pada sebelum
Pandemi Covid-19, menjadi rata-rata 4-7 kali per bulan selama masa Pandemi
Covid-19. Sementara itu, hasil penelitian kesediaan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan sampah kemasan dari kegiatan belanja online menunjukkan persepsi
kendali perilaku, pengetahuan dan kenyamanan secara langsung berpengaruh
positif dan signifikan, atau semakin tinggi persepsi, pengetahuan dan kenyamanan
yang ada di masyarakat dapat meningkatkan kesediaan partisipasi masyarakat.
Sementara untuk sikap dan norma subjektif secara langsung berpengaruh positif
namun tidak signifikan terhadap kesediaan partisipasi masyarakat Pengaruh variabel sikap dan norma subjektif terhadap kesediaan partisipasi dapat
ditingkatkan melalui variabel pengetahuan dan kenyamanan. Dalam hal ini,
pengetahuan mampu memediasi variabel sikap dalam mempengaruhi kesediaan
partisipasi, dan variabel kenyamanan mampu memediasi variabel norma subjektif
dalam mempengaruhi kesediaan masyarakat partisipasi pengelolaan sampah
kemasan di masyarakat.