digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Naomi Florenata Damanik
PUBLIC Alice Diniarti

Larva Hermetia illucens (Diptera: Stratiomyidae) atau Black Soldier Fly (BSF) dikenal sebagai agen biokonversi dan pereduksi limbah organik termasuk limbah hasil olahan sampingan agroindustri. Palm kernel meal (PKM) sebagai limbah organik dari pabrik kelapa sawit memiliki kandungan lignoselulosa yang tinggi dan sulit dicerna oleh larva BSF. Kandungan nutrisi dan struktur limbah organik sangat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan larva BSF dalam mengonversi limbah organik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis performa pertumbuhan dan perkembangan larva BSF pada limbah PKM dengan pretreatment fermentasi menggunakan EM4 dan molase. Larva BSF dipelihara pada limbah PKM yang difermentasi EM4+molase selama 2, 3, dan 4 hari (F2, F3, dan F4), serta PKM dan air tanpa EM4+molase selama 4 hari (FA) dan pakan ayam (PA) sebagai kontrol. Masing-masing perlakuan diamati setiap 3 hari sekali untuk mengetahui laju pertumbuhan, berat dan panjang rata-rata larva hingga prepupa, tingkat kelangsungan hidup, dan periode perkembangan larva. Efisiensi cerna dan reduksi larva juga dianalisis dengan perhitungan efficiency of conversion of digested food (ECD), food conversion ratio (FCR), waste reduction index (WRI) dan substrate consumption rate (SCR). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa larva BSF dapat bertumbuh dan berkembang pada limbah PKM yang difermentasi baik dengan maupun tanpa EM4+molase. Adapun pertumbuhan larva berdasarkan berat rata-rata tertinggi diperoleh pada perlakuan F2 yaitu 50,33 mg dan berbeda signifikan dengan PA sebagai kontrol yaitu 90,83 mg (p-value < 0,05). Perlakuan F2 juga menunjukkan hasil periode perkembangan larva tercepat (17 hari) dan tidak berbeda signifikan (p-value > 0,05) dengan PA (15,8 hari). Tingkat kelangsungan hidup larva pada setiap perlakuan adalah tinggi (99,72 – 100%) dengan perbedaan tidak signifikan (p-value > 0,05). Secara keseluruhan, performa yang mendekati performa pakan ayam berdasarkan parameter pertumbuhan dan perkembangan yaitu perlakuan PKM difermentasi selama 2 hari dengan nilai ECD yaitu 37,41% dan tidak berbeda signifikan (p-value > 0,05) dengan pakan ayam (41,20%), sedangkan untuk efisiensi reduksi yaitu pada perlakuan fermentasi PKM 3 hari dengan nilai WRI tertinggi yaitu 2,51 meskipun secara statistik berbeda signifikan dengan nilai WRI pakan ayam yaitu 3,67 (p-value < 0,05). Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa PKM yang difermentasi dapat digunakan sebagai pakan larva BSF untuk pengembangan BSF secara massal.