digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Fahmi Muhammad Husin
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Fahmi Muhammad Husin
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Fahmi Muhammad Husin
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Fahmi Muhammad Husin
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Fahmi Muhammad Husin
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

PT Telkom Indonesia, Tbk (Telkom) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan Telkomunikasi terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang jasa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan jaringan Telkomunikasi di Indonesia. Pemegang saham mayoritas Telkom adalah Pemerintah Republik Indonesia sebesar 52,09%, sedangkan 47,91% sisanya dimiliki oleh publik. Saham Telkom diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode "TLKM" dan juga diperdagangkan di Bursa Efek New York (NYSE) dengan kode "TLK". Dalam upaya bertransformasi menjadi perusahaan Telkomunikasi digital, Telkom menerapkan strategi bisnis dan operasional yang berorientasi pada pelanggan. Transformasi ini akan membuat organisasi Telkom Group menjadi lebih ramping dan lincah dalam beradaptasi dengan industri Telkomunikasi yang terus berubah. Telkom memiliki empat segmen operasi: Segmen Seluler, Segmen Grosir dan Internasional, Segmen Perusahaan dan Bisnis, dan Segmen Konsumen. Dari seluruh segmen tersebut, Telkomsel sebagai anak perusahaan di segmen mobile menghadapi persaingan yang ketat di segmen mobile. Sehingga menyebabkan kinerja bisnis menurun pada kontribusi pendapatan di segmen mobile yang merupakan kontributor pendapatan terbesar bagi perusahaan secara grup. Menurut Frost & Sullivan (2018) dan IDC (2019) ukuran pasar Bisnis ICT untuk Perusahaan di Indonesia diproyeksikan akan tumbuh. Sehingga Telkom harus fokus di segmen Enterprise Business ini sebagai penghasil pendapatan baru dan menjadi kontributor terbesar kedua bagi Telkom. Segmen Enterprise juga akan membuka peluang bagi Telkom untuk mewujudkan ekosistem digital nasional yang mendukung visi pemerintah menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara Namun, pertumbuhan bisnis Telkom di segmen Enterprise masih belum optimal, terutama dalam kompleksitas produk. (Telkom belum siap di Platform Digital dan Layanan Digital), kompetensi Account manager dan juga profitabilitas produk atau proyek. Temuan tersebut merupakan isu utama di segmen Enterprise. Untuk itu, Telkom harus menyusun strategi bisnis yang komprehensif untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan di segmen Enterprise. Dengan mengoptimalkan bisnis yang ada, fokus pada produk digital baru (Platform Digital dan Layanan Digital), meningkatkan kemampuan manajer akun dan meningkatkan profitabilitas pada saat yang bersamaan. Sebelum merumuskan strategi, perlu dilakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengetahui faktor-faktor strategis yang mempengaruhi bisnis Telkom di segmen enterprise. Analisis lingkungan internal dilakukan dengan menggunakan analisis VRIO, analisis Resource-Based View dan analisis model bisnis untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang mempengaruhi kondisi strategis Telkom. Dan analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan menggunakan analisis PESTEL dan analisis Porter's Five Forces untuk mengetahui peluang dan ancaman terhadap bisnis Telkom. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan internal, strategi alternatif ditetapkan dengan menggunakan analisis SWOT dan matriks TOWS. Setelah itu, disusun strategi tingkat korporasi, strategi tingkat bisnis, dan strategi tingkat fungsional bagi Telkom untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan di segmen enterprise. Berdasarkan hasil perumusan strategi, Telkom direkomendasikan untuk menerapkan strategi growth directional, strategi portfolio, dan memperkuat strategic parenting control untuk strategi corporate levelnya. Sedangkan untuk strategi tingkat bisnis, Telkom disarankan untuk menerapkan strategi diferensiasi dengan strategi tingkat fungsional yang mendukung diferensiasi sebagai strategi bisnis utamanya. Telkom juga disarankan untuk mengoptimalkan strategi key account dan menerapkan model bisnis yang inovatif melalui model bisnis B2B2X. Rencana implementasi strategi disusun selama lima tahun dengan tetap mengevaluasi key performance indicator untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis segmen enterprise telkom baik secara top-line maupun bottom-line.