BAB 1 IQBAL ADI PUTRA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 IQBAL ADI PUTRA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 IQBAL ADI PUTRA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 IQBAL ADI PUTRA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 IQBAL ADI PUTRA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Mobile Corn Dryer (MCD) adalah alat yang digunakan untuk menurunkan kadar air
jagung. MCD dibuat dalam bentuk kendaraan roda empat sehingga dapat dengan mudah
menjangkau seluruh daerah pertanian. Pada MCD terdapat proses pendinginan untuk
menurunkan temperatur jagung setelah proses pengeringan melalui pemanasan. Pada versi
yang diteliti, sistem pendingin dimodifikasi dari konfigurasi konveyor satu laluan menjadi
konveyor dua laluan agar durasi pendinginan meningkat.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh waktu tinggal dan
ketebalan tumpukan jagung di dalam unit pendingin terhadap nilai temperatur akhir jagung
setelah proses pendinginan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui
distribusi temperatur jagung pada laluan konveyor. Proses pendinginan disimulasikan dengan
perangkat lunak Computational Fluid Dynamics (CFD). Waktu tinggal jagung di dalam unit
pendingin divariasikan dengan memvariasikan nilai laju aliran massa jagung, Kemudian pada
tiap laju aliran massa jagung juga dilakukan variasi ketebalan tumpukan jagung.
Pada rentang waktu tinggal di bawah 100 detik, peningkatan ketebalan tumpukan
sebesar 2 cm menyebabkan peningkatan temperatur akhir sebesar 7 – 8°C. Pada rentang 100
– 200 detik, pengaruh peningkatan ketebalan tumpukan jagung terhadap temperatur akhir
jagung sudah tidak signifikan. Pada rentang di atas 200 detik, pengaruh peningkatan waktu
tinggal terhadap penurunan temperatur akhir jagung sudah tidak signifikan. Di samping itu,
gradien temperatur jagung cenderung mengecil dengan bertambahnya posisi sumbu-x namun
terdapat peningkatan nilai di sekitar enam posisi yang berdekatan dengan saluran udara.