digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Muhammad Yufian Ahdallah
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Muhammad Yufian Ahdallah
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Muhammad Yufian Ahdallah
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Muhammad Yufian Ahdallah
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Muhammad Yufian Ahdallah
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Muhammad Yufian Ahdallah
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Muhammad Yufian Ahdallah
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Di tahun 2019, di tengah tahap awal industri perbankan digital di Indonesia, Bank Arto mengalami transisi dan berganti nama menjadi Bank Jago, bank digital. Akibat peralihan Bank Jago dari bank umum tradisional menjadi bank digital, saham perseroan mencapai harga saham tertinggi sepanjang masa yaitu Rp 19.000 per saham pada Januari 2022. Ini merupakan harga saham tertinggi yang pernah dicapai perseroan. Namun, kehebohan publik akhirnya mereda, dan hal ini mengakibatkan turunnya harga saham perseroan. Harga per saham Bank Jago tercatat Rp 4.200 pada November 2022, lebih rendah 77% dari harga yang tercatat di awal tahun 2022. Penelitian ini akan menganalisis kinerja keuangan Bank Jago melalui metode analisis rasio keuangan, dan menentukan nilai intrinsik Bank Jago melalui metode absolute valuation menggunakan Dividend Discount Model serta daya saing dan lingkungan perbankan digital di Indonesia menggunakan PESTEL dan Porter Five Forces. Dari Porter Five Forces, industri perbankan digital Indonesia menunjukkan tingkat daya saing yang tinggi, sedangkan industri di Indonesia sendiri melalui analisis PESTEL menunjukkan akan terus tumbuh karena tingkat dukungan dari faktor politik dan pemerintah. Berdasarkan analisis rasio keuangan, profitabilitas Bank Jago telah meningkat secara signifikan selama tiga tahun terakhir, yang ditunjukkan dengan tingkat pertumbuhan rasio NIM, ROE, dan ROA yang pesat sejak masa transformasinya. Dengan rasio sebesar 145,86%, Bank Jago menunjukkan tingkat likuiditas yang kurang memuaskan. Berdasarkan proyeksi dengan Dividend Discount Model, nilai intrinsik Bank Jago saat ini undervalued sebesar -23%.