digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Organisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Walaupun jumlah UMKM mendominasi jumlah usaha yang ada di Indonesia, kontribusi UMKM dalam ekspor bidang non migas masih tergolong rendah. Oleh karena itu, pemerintah berusaha meningkatkan kontribusi ekspor UMKM melalui beberapa sektor yang dianggap potensial, salah satunya yaitu industri fesyen. Sayangnya, UMKM menghadapi berbagai ketidakpastian yang mengancam keberlangsungan hidup dan pertumbuhan UMKM. Berbagai ketidakpastian ini dapat menjadi pemicu munculnya risiko bagi organisasi UMKM. Dalam penelitian ini, risiko diartikan sebagai sebuah kejadian yang bila terjadi dapat berdampak pada kegagalan upaya organisasi mencapai tujuannya. Proses bisnis manajemen risiko yang efektif dapat membantu UMKM untuk bertahan dan tumbuh secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses bisnis manajemen risiko berdasarkan tahap pertumbuhan organisasi dan strategi bisnis pada UMKM bidang fesyen. Model penelitian dikembangkan dengan mengidentifikasi praktik proses bisnis manajemen risiko, yang meliputi kelengkapan proses bisnis manajemen risiko dan tingkat maturitas proses bisnis manajemen risiko. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus pada tiga perusahaan UMKM bidang fesyen. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam, studi dokumen, dan observasi lapangan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode thematic analysis dan cross-case analysis. Berdasarkan studi kasus terhadap tiga perusahaan UMKM bidang fesyen, dapat disimpulkan bahwa organisasi UMKM bidang fesyen memiliki tahap pertumbuhan yang berbeda-beda. Dua di antara perusahaan berada pada tahap Growth dan satu perusahaan berada pada tahap Expansion. Selain itu, strategi bisnis yang diadopsi oleh perusahaan UMKM bidang fesyen berbeda-beda, dua di antara obyek penelitian mengadopsi strategi Analyzer dan satu perusahaan mengadopsi strategi bisnis Defender. Berdasarkan temuan penelitian, didapatkan hasil bahwa tahap pertumbuhan organisasi yang sama akan menghasilkan kelengkapan proses bisnis manajemen risiko dan tingkat maturitas proses bisnis manajemen risiko yang sama. Strategi bisnis yang sama menunjukkan kelengkapan proses bisnis manajemen risiko dan tingkat maturitas proses bisnis manajemen risiko yang berbeda. Maka dapat disimpulkan bahwa tahap pertumbuhan organisasi berdampak pada praktik proses bisnis manajemen risiko, yang ditunjukkan melalui kelengkapan proses bisnis manajemen risiko dan tingkat maturitas proses bisnis manajemen risiko. Peningkatan tahap pertumbuhan organisasi, sejalan dengan tingkat kelengkapan proses bisnis manajemen risiko dan tingkat maturitas proses bisnis manajemen risiko. Semakin tinggi tahap pertumbuhan, maka sumber daya yang dimiliki semakin lengkap sehingga memungkinkan proses bisnis manajemen risiko dilakukan lebih baik dari segi kelengkapan proses maupun dari tingkat maturitas. Tahap pertumbuhan organisasi menunjukkan perbedaan strategi mitigasi risiko. Pada tahap Growth, strategi mitigasi risiko yang digunakan yaitu mengurangi risiko, menerima risiko dan transfer risiko, dengan pendekatan reaktif. Strategi reaktif bertujuan untuk mengurangi dampak risiko ketika risiko telah terjadi. Pada tahap pertumbuhan yang lebih matang (Expansion), strategi mitigasi risiko yang digunakan yaitu mengurangi risiko, menerima risiko dan transfer risiko, namun dengan menggunakan pendekatan proaktif. Strategi proaktif bertujuan mencegah terjadinya risiko sebelum risiko terjadi.