digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jalan tol mempunyai tingkat pelayanan keamanan dan kenyamanan yang lebih tinggi dari jalan umum yang ada dan dapat melayani arus lalu lintas jarak jauh dengan mobilitas tinggi. Salah satu upaya untuk menjaga kualitas dari jalan tol, maka operator jalan tol diwajibkan untuk melakukan survey pengukuran kondisi jalan tol. International Roughness Index (IRI) merupakan indeks yang digunakan dalam mengukur kerataan jalan. International Roughness Index (IRI) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada fungsi pelayanan dan kenyamanan pengemudi jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi kerusakan visual perkerasan dengan parameter PCI (Pavement Condition Index) dan membandingkannya dengan hasil pengukuran nilai IRI dari lapis perkerasan jalan tol Surabaya Gresik pada segmen yang ditinjau serta mengevaluasi faktor kalibrasi pada model IRI AASHTO MEPDG untuk lapis perkerasan jalan tol Surabaya Gresik pada segmen yang ditinjau. Metodologi yang digunakan adalah dengan melakukan survey primer dengan metode PCI yang kemudian dilakukan penilaian terhadap kondisi jalan pada segmen yang ditinjau. Setelah itu dilakukan evaluasi terkait kondisi jalan berdasarkan PCI dan hasil pengukuran IRI lapangan. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai IRI MEPDG baik dengan menggunakan faktor kalibrasi global dan lokal. Faktor kalibrasi lokal didapatkan dari analisis regresi linear berganda berdasarkan parameter nilai kerusakan, IRI0 dan lingkungan. Evaluasi dliakukan terhadap nilai IRI MEPDG berdasarkan kalibrasi global dan lokal dengan melakukan perbandingan terhadap nilai IRI hasil pengukuran. stasioning 16+000 sd 17+000 adalah satisfactory sedangkan rating jalan berdasarkan IRI MEPDG adalah fair. Begitu juga pada stasioning 18+000 sd 19+000, penilaian berdasarkan PCI adalah poor sedangkan rating jalan berdasarkan IRI hasil pengukuran adalah good. Untuk hasil evaluasi terhadap nilai IRI MEPDG kalibrasi lokal didapatkan persamaan IRI yaitu IRI = IRI0 + 27.761 + 0,00825(SF) + 0.93094 (????????) + 0.11016 (????????) dengan konstanta regresi didapatkan 27,761 sedangkan koefisien kalibras lokal untuk PCC2 dan PCC3 adalah masing-masing 0,93094 dan 0,11016. Berdasarkan hasil analisis, perubahan koefisien kalibrasi lokal terjadi pada koefisien kerusakan fatigue cracking dan transverse cracking. Sedangkan koefisien kalibrasi rut depth menjadi tidak ada dikarenakan jumlah data kerusakan yang sangat kecil dibandingkan dengan tipe kerusakan lain. Untuk koefisien site factor tidak mengalami perubahan dikarenakan faktor lingkungan sepanjang wilayah studi adalah seragam. Dengan melakukan kalibrasi lokal terhadap model persamaan IRI MEPDG maka model persamaan yang didapat lebih sesuai dengan kondisi di lapangan. Dengan menggunakan faktor kalibrasi global maka deviasi nilai IRI MEPDG dibandingkan dengan IRI hasil pengujian adalah 0,47 m/km. Perbaikan terjadi saat dilakukan kalibrasi lokal maka deviasi nilai IRI MEPDG dibandingkan dengan IRI hasil pengujian adalah 0,04 m/km. . Meskipun demikian koefisien determinasi dan standar error antara IRI kalibrasi lokal dengan IRI global tidak terdapat perubahan yang signifikan. Dari hasil evaluasi terkait kondisi jalan dengan metode PCI didapatkan bahwa jenis kerusakan didominasi oleh alligator cracking, transverse cracking, dan longitudinal cracking. Evaluasi rating skala jalan berdasarkan metode PCI dan IRI hasil pengukuran secara umum adalah sama. Hal ini terlihat dari hasil penilaian kondisi perkerasan didapatkan nilai fair. Untuk dua stasioning awal yaitu stasioning 12+000 sd 14+000 memiliki penilaian yang sama terhadap rating jalan. Sedangkan untuk dua stasioning akhir yaitu stasioning 16+000 sd 17+000 dan 18+000 sd 19+000 memiliki penilaian yang berbeda. Penilaian berdasarkan PCI untuk