Jalan tol mempunyai tingkat pelayanan keamanan dan kenyamanan yang lebih
tinggi dari jalan umum yang ada dan dapat melayani arus lalu lintas jarak jauh
dengan mobilitas tinggi. Salah satu upaya untuk menjaga kualitas dari jalan tol,
maka operator jalan tol diwajibkan untuk melakukan survey pengukuran kondisi
jalan tol. International Roughness Index (IRI) merupakan indeks yang digunakan
dalam mengukur kerataan jalan. International Roughness Index (IRI) merupakan
salah satu faktor yang berpengaruh pada fungsi pelayanan dan kenyamanan
pengemudi jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi kerusakan
visual perkerasan dengan parameter PCI (Pavement Condition Index) dan
membandingkannya dengan hasil pengukuran nilai IRI dari lapis perkerasan jalan
tol Surabaya Gresik pada segmen yang ditinjau serta mengevaluasi faktor kalibrasi
pada model IRI AASHTO MEPDG untuk lapis perkerasan jalan tol Surabaya
Gresik pada segmen yang ditinjau.
Metodologi yang digunakan adalah dengan melakukan survey primer dengan
metode PCI yang kemudian dilakukan penilaian terhadap kondisi jalan pada
segmen yang ditinjau. Setelah itu dilakukan evaluasi terkait kondisi jalan
berdasarkan PCI dan hasil pengukuran IRI lapangan. Selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai IRI MEPDG baik dengan menggunakan faktor kalibrasi global
dan lokal. Faktor kalibrasi lokal didapatkan dari analisis regresi linear berganda
berdasarkan parameter nilai kerusakan, IRI0 dan lingkungan. Evaluasi dliakukan
terhadap nilai IRI MEPDG berdasarkan kalibrasi global dan lokal dengan
melakukan perbandingan terhadap nilai IRI hasil pengukuran. stasioning 16+000 sd 17+000 adalah satisfactory sedangkan rating jalan
berdasarkan IRI MEPDG adalah fair. Begitu juga pada stasioning 18+000 sd
19+000, penilaian berdasarkan PCI adalah poor sedangkan rating jalan berdasarkan
IRI hasil pengukuran adalah good.
Untuk hasil evaluasi terhadap nilai IRI MEPDG kalibrasi lokal didapatkan
persamaan IRI yaitu IRI = IRI0 + 27.761 + 0,00825(SF) + 0.93094 (????????) +
0.11016 (????????) dengan konstanta regresi didapatkan 27,761 sedangkan koefisien
kalibras lokal untuk PCC2 dan PCC3 adalah masing-masing 0,93094 dan 0,11016.
Berdasarkan hasil analisis, perubahan koefisien kalibrasi lokal terjadi pada
koefisien kerusakan fatigue cracking dan transverse cracking. Sedangkan koefisien
kalibrasi rut depth menjadi tidak ada dikarenakan jumlah data kerusakan yang
sangat kecil dibandingkan dengan tipe kerusakan lain. Untuk koefisien site factor
tidak mengalami perubahan dikarenakan faktor lingkungan sepanjang wilayah studi
adalah seragam.
Dengan melakukan kalibrasi lokal terhadap model persamaan IRI MEPDG maka
model persamaan yang didapat lebih sesuai dengan kondisi di lapangan. Dengan
menggunakan faktor kalibrasi global maka deviasi nilai IRI MEPDG dibandingkan
dengan IRI hasil pengujian adalah 0,47 m/km. Perbaikan terjadi saat dilakukan
kalibrasi lokal maka deviasi nilai IRI MEPDG dibandingkan dengan IRI hasil
pengujian adalah 0,04 m/km. . Meskipun demikian koefisien determinasi dan
standar error antara IRI kalibrasi lokal dengan IRI global tidak terdapat perubahan
yang signifikan.
Dari hasil evaluasi terkait kondisi jalan dengan metode PCI didapatkan bahwa jenis
kerusakan didominasi oleh alligator cracking, transverse cracking, dan
longitudinal cracking. Evaluasi rating skala jalan berdasarkan metode PCI dan IRI
hasil pengukuran secara umum adalah sama. Hal ini terlihat dari hasil penilaian
kondisi perkerasan didapatkan nilai fair. Untuk dua stasioning awal yaitu stasioning
12+000 sd 14+000 memiliki penilaian yang sama terhadap rating jalan. Sedangkan
untuk dua stasioning akhir yaitu stasioning 16+000 sd 17+000 dan 18+000 sd
19+000 memiliki penilaian yang berbeda. Penilaian berdasarkan PCI untuk