Pemenuhan kebutuhan pakan hijauan ternak sapi potong di Kota Jambi terkendala oleh
ketersediaan pakan yang bernutrisi. Salah satu solusinya yaitu budidaya fodder jagung
dengan tingkat nutrisi yang lebih tinggi dan dapat dibudidayakan dalam kondisi lahan
terbatas. Kecenderungan peternak sapi dalam pemenuhan pakan dengan membeli
dibandingkan membudidayakan secara tersendiri, mendukung adanya pendirian usaha
pemenuhan kebutuhan pakan. Hal tersebut membutuhkan analisis awal pada kesediaan
membayar atau willingness to pay (WTP) peternak sapi serta faktor yang
mempengaruhinya pada produk fodder sebagai alternatif pakan hijauan. Kegiatan usaha
dengan memproduksi fodder memiliki dampak negatif pada lingkungan terkait dengan
adanya penggunaan mesin-mesin. Maka dari itu dilakukan pula analisis penilaian dan
upaya penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) terhadap daur hidup produk fodder sebagai
alternatif pakan. Penelitian ini dilakukan di Kota Jambi dan sekitarnya dengan
menyebarkan kuisioner tentang WTP pada peternak sapi potong secara purposive
sampling. WTP dianalisis menggunakan metode contingent valuation method (CVM) dan
analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian didapatkan nilai WTP peternak sapi di
Kota Jambi terhadap produk fodder jagung sebesar Rp 700,00/Kg. Faktor yang
mempengaruhi nilai WTP tersebut adalah pendidikan terakhir, jumlah ternak, penghasilan,
dan tingkat kepercayaan produk. Besar dampak lingkungan emisi GRK dan asidifikasi dari
produksi fodder jagung berturut-turut yaitu 1,58 KgCO2eq dan 4,9 × 10-4 KgSO2eq. Upaya
terbaik yang dilakukan untuk mengurangi emisi adalah dengan tetap menggunakan bahan
bakar solar yang memiliki dampak emisi lebih sedikit dibandingkan emisi biogas sebesar
97,5 KgCO2eq.