Pada area pembangunan irigasi Indramayu terjadi kelongsoran atau pergerakan
tanah pada lereng saluran. Kelongsoran lereng terjadi pada saat pekerjaan galian
dan pengeringan (dewatering). Tanah pada lokasi yang ditinjau terindikasi
memiliki sifat kembang-susut (swelling-shrinkage) menengah ke tinggi. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai indeks plastisitas, PI lebih besar dari 30% dan nilai
pengembangan 20-50%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mekanisme dan
penyebab terjadinya kelongsoran. Setelah mekanisme dan penyebab terjadinya
kelongsoran diketahui, dilakukan tinjauan alternatif perkuatan lereng dengan
Corrugated Concrete Sheet Piles (CCSP) dan penggantian material tanah terpilih
dari borrow area.
Dalam analisis untuk mengetahui mekanisme dan penyebab kelongsoran, dilakukan
tahapan-tahapan: (i) Tinjauan lapangan untuk mengidentifikasi lokasi, bentuk dan
kedalaman bidang kelongsoran (slip surface); (ii) Identifikasi tahapan konstruksi
yang dilakukan di lapangan sebelum sampai dengan saat terjadi kelongsoran lereng;
(iii) Inventarisasi data hasil penyelidikan tanah lapangan dan laboratorium; (iv)
Pemodelan numerik analisis-metode elemen hingga stabilitas lereng. Dari hasil
tinjauan lapangan dan identifikasi tahapan konstruksi, didapati bahwa kelongsoran
lereng terjadi sesaat setelah dilakukan pengeringan. Kondisi ini dimodelkan dalam
analisis numerik-metode elemen hingga stabilitas lereng. Parameter kuat geser dan
kekakuan tanah untuk analisis stabilitas lereng diperoleh dari inventarisasi data
hasil penyelidikan tanah lapangan dan laboratorium. Analisis numerik-metode
elemen hingga stabilitas lereng dilakukan dengan analisis tegangan total dan
analisis tegangan efektif. Dalam piranti lunak yang digunakan, analisis tegangan
total direpresentasikan sebagai metode Undrained C dan analisis tegangan efektif
direpresentasikan sebagai metode Undrained A. Dalam analisis tegangan total,
parameter kuat geser total dan kekakuan total digunakan sebagai masukan. Dalam
analisis tegangan efektif, parameter kuat geser efektif dan kekakuan efektif
digunakan sebagai masukan. Selubung keruntuhan Mohr-Coulomb digunakan
sebagai kriteria keruntuhan. Dua kurva tegangan-regangan digunakan dalam studi
ini: (i) Kurva tegangan-regangan elastik-plastik dan (ii) Kurva tegangan-regangan
hiperbolik.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kelongsoran lereng terjadi dikarenakan
penurunan muka air secara tiba-tiba (rapid draw down). Kondisi ini ditunjukkan
dengan nilai faktor keamanan, SF sama dengan satu. Stabilitas lereng pada kondisi
eksisting dengan M.A.T. -3.2 m didapatkan nilai SF 1.27, setelah mengalami
penurunan M.A.T. -6.2 m didapatkan hasil SF turun hingga 1.01. Hal tersebut
membuktikan jika adanya pengaruh dari muka air tanah karena peristiwa rapid
drawdown yang terjadi sesuai kondisi di lapangan. Lebih Lanjut didapatkan bahwa
pada analisis tegangan efektif (Undrained A), model Mohr-Coulomb elastic-plastik
memberikan tekanan air pori yang lebih kecil dibandingkan tekanan air pori yang
dihitung menggunakan model hiperbolik (hardening soil). Hal ini menunjukkan
bahwa model Mohr-Coulomb elastic-plastik kurang sesuai untuk analisis kuat geser
tanah lunak ke sedang di lokasi yang ditinjau.
Tinjauan alternatif perkuatan lereng dengan CCSP menghasilkan nilai SF 1.50
(memenuhi kriteria stabilitas lereng). Hal ini mengindikasikan bahwa perkuatan
lereng dengan CCSP memberikan hasil yang efektif untuk penanganan stabilitas
lereng saluran yang ditinjau.