Waduk Saguling yang berada paling hulu mempunyai peran sebagai “penyaring”
pertama untuk pencemar dari Sungai Citarum. Pemanfaatan air secara
berkelanjutan dan masuknya beban pencemar menyebabkan terjadinya degradasi
kualitas perairan Waduk Saguling, sehingga perlu adanya kajian terhadap kualitas
perairan Waduk Saguling sebagai tindakan pengelolaan sumber daya air untuk
meningkatkan kualitas perairan dengan pendekatan sistem dinamik menggunakan
perangkat lunak STELLA 9.1.3. Simulasi model sistem dinamik dilakukan
berdasarkan; (1) Sub-model sumber pencemar meliputi sub-sektor PBP BOD
domestik, sub-sektor PBP BOD pertanian, dan sub-sektor PBP BOD industri; serta
(2) Sub-model kualitas perairan dimana BOD sebagai indikator kualitas perairan
dan DO sebagai indikator kesehatan perairan. Berdasarkan uji sensitivitas faktor
yang paling mempengaruhi terhadap nilai BOD yaitu sub-sektor domesik dan subsektor industri sehingga akan dilakukan intervensi pada skenario. Berdasarkan hasil
simulasi dari tiga skenario pesimistik, moderat, dan optimistik, yang terpilih
merupakan skenario optimistik. Pada skenario optimistik terjadi penurunan BOD
yang paling tinggi dan nilai DO telah memenuhi standar PP No.21 tahun 2022.
Hasil skenario optimistik nilai BOD pada tahun 2019 sebesar 16,00 mg/L
sedangkan hasil BAU yaitu 25,13 mg/L, terdapat penurunan sebesar 9,13 mg/L.
Pada tahun 2039 nilai BOD dengan skenario optimistik sebesar 10,72 mg/L, dan
hasil BAU yaitu 34,27 mg/L terjadi penurunan sebesar 23,55 mg/L. Nilai DO
dengan skenario berkisar antara 4,04 mg/L – 4,12 mg/L. Dalam melakukan upaya
pengelolaan perairan terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu dari
segi ekonomi, sosial, dan teknologi. Selain itu, perlu juga diperhatikan peran dari
dari masyarakat, pemerintah, dan lembaga terkait dalam mencapai target perbaikaannya