Industri tekstil merupakan penghasil limbah cair warna terbesar dengan persentase
sebesar 54% dari total limbah cair warna yang dihasilkan di dunia. Pewarna azo
merupakan pewarna yang paling banyak digunakan pada industri tekstil yakni
mencapai 60-70% dari total zat warna yang diproduksi. Salah satu contoh pewarna
azo adalah methylene blue yang umum digunakan pada pewarnaan kain wool,
sutera, dan katun. Metode pengolahan air limbah tekstil yang efektif, murah, cepat,
sederhana, dan tidak menghasilkan lumpur adalah metode adsorpsi dengan karbon
aktif. Sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi proses pengolahan tersebut
dilakukan beberapa upaya. Reduksi ukuran partikel karbon aktif merupakan salah
satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas adsorben selain dengan
mengubah gugus fungsi pada permukaan karbon aktif. Oleh karena itu, pada
penelitian ini dilakukan variasi ukuran karbon aktif menjadi granular, powder, dan
superfine powder untuk mengetahui pengaruhnya terhadap proses adsorpsi
methylene blue secara keseluruhan. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini
antara lain adalah karakterisasi fisika/kimia, isotherm, kinetika, dan termodinamika
proses adsorpsi. Analisis karakterisasi fisika dilakukan dengan menggunakan uji
distribusi sebaran partikel, SEM, dan BET sedangkan karakterisasi kimia dilakukan
dengan uji FTIR dan point of zero charge. Pada pengujian isotherm, kinetika, dan
termodinamika dilakukan pengontakkan 1gram karbon aktif (granular, powder,
atau superfine powder) dengan 500mL limbah cair artifisial methylene blue dengan
konsentrasi beragam pada waktu kontak yang beragam berdasarkan uji
pendahuluan. Khusus pada uji termodinamika dilakukan variasi temperatur menjadi
35,45, dan 55oC. Dari hasil pengujian diketahui bahwa perubahan ukuran partikel
menyebabkan perubahan pada karakterisasi fisika dan kimia karbon aktif. Terjadi
peningkatan luas permukaan dan volume pori karbon aktif pada ukuran partikel
yang semakin kecil. Peningkatan tersebut berkontribusi terhadap perubahan
kapasitas adsorpsi pada masing-masing karbon aktif berdasarkan uji pendahuluan.
Kapasitas adsorpsi methylene blue oleh karbon aktif granular berkisar antara 4,34
– 16,66 mg/g, sedangkan kapasitas adsorpsi pada karbon aktif powder dan superfine
powder berkisar antara 34,67 – 60,96mg/g dan 112,57 – 122,21. Analisis isotherm
menunjukkan bahwa proses adsorpsi pada sleuruh karbon aktif mengikuti high
affinity isotherm berdasarkan klasifikasi isotherm Giles dengan mekanisme
adsorpsi bersifat monolayer. Analisis isotherm lebih lanjut menggunakan model isotherm Langmuir menunjukkan terjadi peningkatan kapasitas adsorpsi
maksimum dan koefisien Langmuir pada ukuran partikel yang lebih kecil. Analisis
kinetika juga menunjukkan tidak adanya perbedaan model kinetika yang berlaku
pada masing-masing karbon aktif karena seluruh karbon aktif mengikuti model
pseudo first order. Namun, terjadi peningkatan laju kinetika adsorpsi yang
ditunjukkan dengan meningkatnya nilai koefisien kinetika pada karbon aktif dengan
ukuran partikel lebih kecil Sedangkan pada analisis termodinamika diketahui
bahwa proses adsorpsi berlangsung lebih spontan dan baik pada ukuran partikel
yang lebih kecil dan temperatur yang lebih tinggi sehingga mengindikasikan bahwa
proses adsorpsi bersifat endotermik. Berdasarkan analisis nilai perubahan entalphy
standar diketahui terdapat perbedaan mekanisme adsorpsi dominan pada masingmasing karbon aktif. Pada karbon aktif granular dan superfine powder mekanisme
adsorpsi dominan adalah interaksi elektrostatik sedangkan pada karbon aktif
powder adalah gaya van der Waals. Mekanisme adsorpsi ini didukung oleh hasil uji
FTIR pada limbah cari methylene blue sebelum dan sesudah proses adsorpsi dan
karbon aktif sesudah proses adsorpsi. Berdasarkan uji FTIR, mekanisme adsorpsi
dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme diantaranya interaksi ?-? antara gugus
fungsi aromatik pada permukaan adsorben dengan ikatan aromatik methylene blue
seperti (C=C-C), interaksi elektrostatik antara gugus fungsi bermuatan negatif pada
permukaan adsorben dengan molekul methyelene blue yang bermuatan positif, dan
pembentukan ikatan hidrogen antara unsur nitrogen (N) dengan gugus fungsi yang
mengandung oksigen seperti hidroksil (OH-) pada permukaan karbon aktif.