digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Konsep dan teori dalam fisika yang dipelajari secara langsung dapat lebih bermakna. Namun, kondisi pandemi covid-19 membatasi interaksi dan komunikasi secara nyata. Sehingga perlu ada kombinasi pada penggabungan antara pembelajaran tatap muka (face to face) dan pembelajaran secara online/berbasis komputer. Pembelajaran dengan metode Hybrid Learning berbantuan teknologi Internet of Things (IoT) memungkinkan hal ini terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk 1) untuk menghasilkan alat praktikum viskositas berbasis teknologi Internet of Things (IoT) dalam implementasi Hybrid Learning Fisika. dan 2) untuk mengetahui tingkat kelayakan alat praktikum viskositas berbasis teknologi Internet of Things (IoT) dalam implementasi Hybrid Learning Fisika. Penelitian pengembangan ini mengadaptasi model pengembangan Alessi & Trollip yang terdiri dari tiga tahap, yaitu: (1) Planning, (2) Design, dan (3) Development. Desain uji coba melibatkan ahli materi dan ahli media. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah alat praktikum viskositas berbasis Internet of Things (IoT) yang akan digunakan pada pembelajaran yang telah diuji cobakan serta telah dinilai kelayakannya oleh ahli media dan ahli materi. Hasil validasi terhadap alat ini menunjukkan bahwa alat ini sangat layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran fisika, dengan tingkat kelayakan materi sebesar 87% dan tingkat kelayakan media sebesar 90%. Pengembangan ini difokuskan pada pengaplikasian IoT sebagai media pembelajaran. Jenis media yang dikembangkan berupa media praktikum dan modul praktikum berbentuk website yang dapat diakses secara online tanpa harus hadir dalam laboratorium sehingga menjadikan proses pembelajaran praktikum lebih riil dan memberikan akses yang lebih mudah. Untuk menguji keakuratan alat praktikum viskositas yang telah dikembangkan, dilakukan percobaan dengan memvariasi ukuran bola dan bahan bola pada tiga zat cair. Hasil pengukuran viskositas dengan menggunakan alat praktikum viskositas diperoleh nilai viskositas cairan biru sebesar 16,40695 poise, cairan bening sebesar 12,25698 poise, dan cairan kuning sebesar 13,25525 poise. Hasil pengujian laboratorium terstandarisasi diperoleh nilai viskositas cairan biru sebesar 16,44916 poise, cairan bening sebesar 12,25580 poise, dan cairan kuning sebesar 13,27682 poise. Dari hasil perhitungan tersebut, diperoleh selisih nilai viskositas antara analisis video dan nilai viskositas terstandarisasi untuk cairan biru sebesar 0,09328 poise, cairan bening sebesar 0,04638 poise, dan cairan kuning sebesar 0,06065 poise. Sedangkan, selisih nilai viskositas antara alat praktikum viskositas dan nilai viskositas terstandarisasi untuk cairan biru sebesar 0,04221 poise, cairan bening sebesar 0,00118 poise, dan cairan kuning sebesar 0,02157 poise. Dapat dilihat bahwa selisih nilai viskositas antara alat praktikum viskositas dan nilai viskositas terstandarisasi lebih kecil dibandingkan dengan selisih nilai viskositas antara analisis video dan nilai viskositas terstandarisasi. Hal ini menunjukkan bahwa alat praktikum viskositas berbasis teknologi IoT ini cukup akurat.