Konsep dan teori dalam fisika yang dipelajari secara langsung dapat lebih
bermakna. Namun, kondisi pandemi covid-19 membatasi interaksi dan komunikasi
secara nyata. Sehingga perlu ada kombinasi pada penggabungan antara
pembelajaran tatap muka (face to face) dan pembelajaran secara online/berbasis
komputer. Pembelajaran dengan metode Hybrid Learning berbantuan teknologi
Internet of Things (IoT) memungkinkan hal ini terjadi. Penelitian ini bertujuan
untuk 1) untuk menghasilkan alat praktikum viskositas berbasis teknologi Internet
of Things (IoT) dalam implementasi Hybrid Learning Fisika. dan 2) untuk
mengetahui tingkat kelayakan alat praktikum viskositas berbasis teknologi Internet
of Things (IoT) dalam implementasi Hybrid Learning Fisika. Penelitian
pengembangan ini mengadaptasi model pengembangan Alessi & Trollip yang
terdiri dari tiga tahap, yaitu: (1) Planning, (2) Design, dan (3) Development. Desain
uji coba melibatkan ahli materi dan ahli media. Produk yang dihasilkan dalam
penelitian ini adalah alat praktikum viskositas berbasis Internet of Things (IoT)
yang akan digunakan pada pembelajaran yang telah diuji cobakan serta telah dinilai
kelayakannya oleh ahli media dan ahli materi. Hasil validasi terhadap alat ini
menunjukkan bahwa alat ini sangat layak untuk digunakan dalam proses
pembelajaran fisika, dengan tingkat kelayakan materi sebesar 87% dan tingkat
kelayakan media sebesar 90%. Pengembangan ini difokuskan pada pengaplikasian
IoT sebagai media pembelajaran. Jenis media yang dikembangkan berupa media
praktikum dan modul praktikum berbentuk website yang dapat diakses secara
online tanpa harus hadir dalam laboratorium sehingga menjadikan proses
pembelajaran praktikum lebih riil dan memberikan akses yang lebih mudah. Untuk
menguji keakuratan alat praktikum viskositas yang telah dikembangkan, dilakukan
percobaan dengan memvariasi ukuran bola dan bahan bola pada tiga zat cair. Hasil
pengukuran viskositas dengan menggunakan alat praktikum viskositas diperoleh
nilai viskositas cairan biru sebesar 16,40695 poise, cairan bening sebesar 12,25698
poise, dan cairan kuning sebesar 13,25525 poise. Hasil pengujian laboratorium
terstandarisasi diperoleh nilai viskositas cairan biru sebesar 16,44916 poise, cairan
bening sebesar 12,25580 poise, dan cairan kuning sebesar 13,27682 poise. Dari
hasil perhitungan tersebut, diperoleh selisih nilai viskositas antara analisis video
dan nilai viskositas terstandarisasi untuk cairan biru sebesar 0,09328 poise, cairan
bening sebesar 0,04638 poise, dan cairan kuning sebesar 0,06065 poise. Sedangkan, selisih nilai viskositas antara alat praktikum viskositas dan nilai viskositas
terstandarisasi untuk cairan biru sebesar 0,04221 poise, cairan bening sebesar
0,00118 poise, dan cairan kuning sebesar 0,02157 poise. Dapat dilihat bahwa selisih
nilai viskositas antara alat praktikum viskositas dan nilai viskositas terstandarisasi
lebih kecil dibandingkan dengan selisih nilai viskositas antara analisis video dan
nilai viskositas terstandarisasi. Hal ini menunjukkan bahwa alat praktikum
viskositas berbasis teknologi IoT ini cukup akurat.