Penggunaan air tanah dangkal sebagai sumber air bersih masih menjadi primadona
masyarakat Kota Yogyakarta mengingat pemanfaatannya yang relatif mudah,
murah, dan praktis. Namun, Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD)
setempat yang mayoritas masih digunakan warga menjadi kurang ideal mengingat
keterbatasan lahan pada kawasan padat penduduk sehingga berpotensi mencemari
sumur warga. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tahunan dan Kelurahan
Pringgokusuman yang diharapkan dapat mewakili kondisi pencemaran air tanah
dangkal di Kota Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi
penyebaran kontaminasi bakteri Coliform, mengkaji faktor dominan penyebab
kontaminasi bakteri coliform dalam air tanah dangkal, dan memberikan saran
pengelolaan air tanah di wilayah penelitian. Status kualitas air tanah parameter
Total Coliform digunakan sebagai variabel bebas, sedangkan variabel terikat yang
digunakan diantaranya jenis, kedalaman, serta dinding sumur, jenis SPALD, jarak
sumur terhadap tangki septik, jamban, dan sumber pencemar lain, kepadatan
penduduk, penggunaan lahan, kedalaman muka air tanah, curah hujan, jenis tanah,
dan kemiringan lereng. Parameter-parameter tersebut dianalisis secara statistik
dengan metode regresi logistik menggunakan perangkat lunak IBM SPSS 26 dan
didukung dengan hasil kajian metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
menggunakan perangkat lunak Expert Choice. Sedangkan pemetaan pencemaran
bakteri coliform pada air tanah dangkal akan diolah menggunakan perangkat lunak
ArcGIS. Hasil penelitian menunjukkan 83,3% sampel air tanah dangkal pada
wilayah penelitian tidak memenuhi syarat baku mutu air bersih parameter Total
Coliform. Sedangkan faktor dominan yang paling berpengaruh terhadap kualitas
bakteriologis air tanah parameter Total Coliform adalah jarak sumber pencemar lain
terhadap sumur, kemiringan lereng, dan jarak tangki septik terhadap sumur.
Pengelolaan air tanah yang disarankan dapat melalui pendekatan teknologi, kelembagaan, dan sosial.