COVER Mega Restu Utari
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Mega Restu Utari
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Mega Restu Utari
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Mega Restu Utari
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Mega Restu Utari
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Mega Restu Utari
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Mega Restu Utari
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Siklus diurnal merupakan salah satu faktor penting terjadinya hujan regional di Indonesia. Pola siklus diurnal dapat bervariasi karakternya dalam berbagai skala temporal. Reanalisis merupakan solusi alternatif yang dapat digunakan dalam mengkaji siklus diurnal dalam jangka panjang karena ketersediaan datanya. Evaluasi terhadap data reanalisis tidak dapat diabaikan karena ketidakpastiannya. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi data reanalisis ERA-Interim dan ERA5 terhadap siklus diurnal khususnya di Jawa bagian Barat.
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan data reanalisis dengan data observasi permukaan dan data satelit dengan performa terbaik (antara GSMaP dan IMERG). Evaluasi data reanalisis terhadap data observasi permukaan dan data satelit dilakukan pada empat titik stasiun pengamatan (Pacet, Pengalengan, Observatorium, dan Cibinong), kemudian dihitung nilai korelasi dan RMSE, dan dibandingkan hasil plot spasiotemporal dengan data satelit terpilih berdasarkan komposit nilai per 6 jam. Selanjutnya data reanalisis dan satelit terpilih dievaluasi terhadap fenomena propagasi curah hujan diurnal di utara Jawa bagian Barat berdasar komposit bulanan.
Hasil menunjukkan bahwa secara umum kinerja ERA5 lebih baik daripada ERA-Interim, hal ini dilihat dari nilai rata-rata curah hujan diurnal ERA5 lebih mendekati dengan observasi permukaan dibandingkan dengan ERA-Interim, dimana nilai ERA-Interim overestimate di seluruh stasiun. Dari sisi komposit rata-rata musiman, ERA5 dapat menangkap pola spasial curah hujan diurnal yang lebih mirip dengan satelit IMERG. Hasil uji statistik menunjukkan ERA5 memiliki nilai rata-rata korelasi spasial lebih tinggi sebesar 0,88 dan rata-rata RMSE yang lebih rendah 1,71 daripada ERA-Interim secara berturut-turut 0,69 dan 2,42. ERA5 dapat menangkap propagasi curah hujan diurnal dan early morning precipitation di utara Jawa bagian barat dengan nilai yang lebih kecil, sedangkan pada ERA-Interim tidak.