COVER.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Rebecca Trixiandriana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap perubahan iklim. Aksi
mitigasi yang dapat dilakukan untuk memperlambat dampak dari perubahan iklim
adalah menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan, seperti energi
angin. Namun, terdapat ancaman dari perubahan iklim yang dapat memengaruhi
keluaran energi angin tersebut. Model iklim regional merupakan salah satu alat
yang dapat digunakan untuk meneliti dampak dari perubahan iklim. Penelitian ini
dilakukan untuk mempelajari dampak perubahan iklim terhadap potensi energi
angin di Indonesia dengan menggunakan model iklim regional.
Data yang digunakan berupa data reanalisis ERA5 dan model CORDEX-SEA
(CMIP5). Data tersebut diolah untuk mendapatkan nilai kecepatan angin di
ketinggian hub 100 m dengan pendekatan profil angin logaritmik dan Wind Power
Density (WPD) untuk mengidentifikasi potensi energi angin di periode historis
(1979-2005) dan perubahannya pada periode near future (2026-2055) dan far future
(2056-2085) dengan skenario RCP 2.6 dan 8.5. Metode koreksi bias Quantile
Mapping (QM) digunakan untuk mengurangi bias dan RMSE yang dimiliki data
model CORDEX-SEA terhadap ERA5.
Hasil penelitian ini menunjukkan pada periode historis terdapat wilayah yang
teridentifikasi memiliki potensi untuk pengembangan energi angin yaitu Pulau
Sumatera bagian timur, Pulau Kalimantan dan Papua bagian selatan, serta pesisir
Pulau Jawa dan Sulawesi. Berdasarkan dua skenario iklim yang digunakan, pada
musim Juni-Juli-Agustus (JJA), sebagian besar wilayah yang disebutkan
sebelumnya pun berpotensi untuk mengalami penurunan (ditunjukkan oleh model
MOHC) atau peningkatan (ditunjukkan oleh model MPI-M dan NCC) rata-rata nilai
WPD hingga 60% dengan skenario RCP 8.5 menunjukkan rentang perubahan nilai
yang lebih tinggi dibandingkan RCP 2.6. Namun, perubahan yang ditunjukkan
memiliki ketidakpastian yang tinggi karena masih terdapat bias dari data model
CORDEX-SEA setelah dikoreksi dan sedikitnya data model CORDEX-SEA yang
digunakan.