digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sartika
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 1 Sartika
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 2 Sartika
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 3 Sartika
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 4 Sartika
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 5 Sartika
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 6 Sartika
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

BAB 7 Sartika
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

PUSTAKA Sartika
PUBLIC Open In Flip Book Resti Andriani

Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dimana hampir semua aktifitas manusia berhubungan dengan listrik. Terbatasnya penyediaan listrik membuat pemanfaatannya harus dilakukan sebaik mungkin, sehingga diperlukan peningkatan efisiensi energi dan penurunan elastisitas energi. Berdasarkan hubungan kausalitas satu arah dari pertumbuhan ekonomi ke konsumsi listrik menunjukkan bahwa penerapan kebijakan konservasi untuk menekan konsumsi listrik tidak berpengaruh terhadap PDB yang merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi. Selain itu dari hasil temuan ini juga menghasilkan bahwa variabel PDB dapat digunakan sebagai acuan dalam membangun model kebutuhan listrik. Pemodelan kebutuhan listrik nasional dipengaruhi oleh beberapa variabel diantaranya adalah PDB, harga listrik, jumlah kapasitas terpasang dan jumlah konsumsi listrik pada tahun sebelumnya. Berdasarkan RUPTL (Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik), rencana penambahan jumlah kapasitas terpasang pada tahun 2025 mencapai 129 GW. Hal ini berarti sasaran jumlah kapasitas terpasang yang ditargetkan KEN (Kebijakan Energi Nasional) sebesar 115 GW bisa tercapai apabila rencana tersebut dapat direalisasikan. Sedangakan sasaran KEN untuk jumlah konsumsi listrik per kapita pada tahun 2025 yaitu sebesar 2.500 KWh. Peramalan kebutuhan listrik pada tahun 2025 untuk skenario 1 yaitu sebesar 2.067,55 KWh per kapita dimana pertumbuhan PDB mengacu pada RPJMN. Peramalan kebutuhan listrik pada tahun 2025 untuk skenario 2 yaitu sebesar 2.526,73 KWh kapita dengan pertumbuhan PDB sebesar 9%. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh bahwa meskipun sasaran jumlah kapasias pembangkit listrik terpasang pada telah tercapai, namun harus diimbangi dengan pertumbuhan PDB yang tinggi agar sasaran jumlah konsumsi listrik yang ditargetkan KEN juga dapat tercapai. Untuk memproduksi listrik sesuai dengan kebutuhan tersebut diperlukan batubara sebesar 156 juta ton pada sekenario 1 dan 196 juta ton pada skenario 2.