Operasi Pengeboran dan Perawatan Sumur dikenal sebagai pekerjaan yang sangat berbahaya.
Aliran minyak atau gas yang tidak terduga ke dalam lubang sumur selama operasi pengeboran dan
pemeliharaan sumur, yang dikenal sebagai kick, dapat meningkat menjadi bencana. Insiden
pengendalian sumur di sumur Macondo di Teluk Meksiko pada 20 April 2010, adalah salah satu contoh
keluarnya minyak dan gas yang tidak terkendali ke permukaan yang meningkat menjadi bencana.
Kejadian ini mengakibatkan 11 korban jiwa, rusaknya rig (peralatan pengeboran), pencemaran
lingkungan, kerugian finansial hingga milyaran dollar, dan kerugian lainnya yang tak terhitung sebagai
akibat anggapan negatif masyarakat terhadap kemampuan industri migas. untuk mengontrol insiden
dengan benar.
Sebagai respon dari bencana di sumur Macondo, program jaminan sumur awalnya dikembangkan
pada tahun 2011 yang bertujuan untuk memberikan jaminan maksimal untuk mencegah bencana yang
disebabkan oleh pengendalian sumur di semua kegiatan pengeboran dan pemeliharaan sumur. Untuk
memberikan tingkat jaminan yang tinggi, program sertifikasi sumur mencakup semua aspek dan
tahapan proses pengeboran dan pemeliharaan sumur.
PT Rock One Oil memiliki aktivitas pengeboran dan perawatan sumur terbanyak di dunia yang
mengoperasikan sekitar 70 rig, mengebor dan memelihara sekitar 6.000 sumur per tahun dengan masa
kerja per sumur bervariasi dari 1 hari hingga 3 minggu. Dengan karakter aktivitas pekerjaan yang cepat
dan jumlah pekerjaan yang banyak, pelaksanaan program Sertifikasi Well Control Assurance akan
membutuhkan banyak sumber daya. Operasi PT Rock One Oil juga terdiri dari beberapa lapangan di
area yang luas, dengan berbagai jenis hidrokarbon, metode produksi hydrocarbon, dan tekanan didasar
formasi. Sebagian besar sumur membutuhkan penggunaan pompa untuk mengalirkan dan menghasilkan
hidrokarbon ke permukaan. Produksi minyak ditopang oleh penggunaan injeksi air dan uap sebagai
metode untu mendukung produksi. Oleh karena itu, terdapat banyak potensi kegiatan pengeboran &
workover pada sumur-sumur yang dapat diklasifikasikan sebagai “Sumur yang tidak berpotensi
kehilangan tahanan”. Untuk itu, PT Rock One Oil mengimplementasikan program Sertifikasi Well
Control Assurance fit for purpose, dengan menggunakan sumber daya yang memadai dan
memprioritaskan pekerjaan yang memiliki potensi terjadinya well control event berdasarkan historical
well control event. Penerapan model fit for purpose ini berhasil meningkatkan kultur well control dan
mengurangi jumlah well control event di PT Rock One Oil.
Analisis terhadap proses yang saat ini dilakukan, teridentifikasi adanya peluang perbaikant proses
menjadi lebih efektif. Sebagian besar peristiwa pengendalian sumur yang terjadi di PT Rock One Oil
tergolong berisiko rendah dengan tingkat dampak pengendalian sumur yang tidak signifikan hingga
kecil. Berdasarkan hasil analisis, pelaksanaan sertifikasi fit for purpose Well Control Assurance akan
dinilai di antara tiga alternatif pendekatan berbasis risiko, yaitu: Pekerjaan pada sumur dengan sejarah
Well Control yang Tinggi, Sumur yang Mampu Mengalir dan Sumur Dengan Dampak Potensi Well
Control. Alternatif pemilihan mempertimbangkan tiga kriteria, yaitu: Tingkat Risiko Pengendalian
Sumur dari sumur yang diluar cakupan sertifikasi, jumlah Sumur dalam cakupan sertifikasi per Tahun
dan Kompleksitas Pemilihan Sumur Dalam Cakupan dengan tetap menempatkan resiko well control di
prioritas tertinggi. Analisis menggunakan Analytic Hierarchy Proses digunakan untuk membantu dalam
pemilihan alternatif. Alternatif untuk fokus pada sumur dengan Potensi Dampak Well Control adalah
metode yang paling sesuai berdasarkan nulai peringkat proses AHP. Diputuskan bahwa penerapan
sertifikasi penjaminan Well Control hanya akan difokuskan pada sumur-sumur dengan dampak
pengendalian sumur yang lebih tinggi.
Perpustakaan Digital ITB