digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Provinsi DKI Jakarta memiliki pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan industri yang tinggi. Kedua hal tersebut menyebabkan kebutuhan akan air, termasuk air tanah, juga meningkat. Pengambilan air tanah secara berlebihan dapat menyebabkan bahaya geologi, contohnya amblesan tanah. Selain itu, peningkatan jumlah penduduk dan industri tersebut juga dapat meningkatkan potensi pencemaran air tanah. Untuk menganalisis amblesan tanah yang terjadi, diperlukan nilai parameter hidraulik akuifer, sedangkan kualitas air tanah dapat dianalisis berdasarkan nilai parameter fisik dan kimia air tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis akuifer, nilai parameter hidraulik akuifer, dan kualitas air tanah di daerah Jakarta bagian timur laut. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data uji pemompaan dari enam sumur serta data parameter fisik dan kimia air tanah dari 13 sumur. Jenis akuifer dianalisis berdasarkan tumpang tindih data uji pemompaan dengan kurva Theis. Nilai parameter hidraulik akuifer, dalam hal ini transmisivitas, dianalisis menggunakan metode Jacob. Adapun kualitas air tanah pada penelitian ini dianalisis berdasarkan parameter TDS, pH, anion, dan kation air tanah. Berdasarkan literatur, secara fisiografi, daerah penelitian termasuk dalam Zona Dataran Pantai Jakarta. Daerah penelitian berada pada Satuan Geomorfologi Dataran Pantai dan Kipas Gunungapi Bogor. Secara stratigrafi, dua formasi yang dibahas pada penelitian ini yaitu Formasi Kaliwangu, berumur Pliosen, dan Formasi Citalang, berumur Plistosen. Pada daerah penelitian, terdapat beberapa struktur geologi berupa sesar dengan orientasi timur laut – barat daya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis akuifer di daerah penelitian, yaitu akuifer tertekan dan akuifer bocor. Nilai transmisivitas dari akuifer di daerah penelitian berkisar antara 1,11 × 10-4 hingga 8,7 × 10-4 m2/det. Berdasarkan nilai TDS dan pH, terdapat sembilan sampel air tanah yang tidak memenuhi baku TDS dan sepuluh sampel air tanah yang tidak memenuhi baku mutu pH dari Permenkes No. 492 Tahun 2010. Berdasarkan komposisi anion dan kationnya, sampel air tanah di daerah penelitian secara umum terdiri dari dua fasies utama, yaitu NaHCO3 dan NaCl. Tingginya konsentrasi klorida dalam air tanah diperkirakan terjadi secara alamiah akibat evolusi kimia air tanah. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menganalisis hal tersebut.