digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Monokem Surya memanfaatkan air untuk mengolah bijih zirkon yang sepenuhnya bersumber dari airtanah dengan kebutuhan minimal 550 m3/hari. Sumber airtanah berasal dari 7 sumur bor yang keseluruhannya menyadap lapisan akuifer tertekan. Diperlukan suatu studi untuk mengetahui potensi airtanah dan parameter akuifer dari sumur-sumur produksi yang berada di lokasi penelitian dengan uji pemompaan. Untuk mengetahui potensi airtanah berupa debit optimum pemompaan dilakukan uji pemompaan debit bertingkat pada seluruh sumur, dan uji pemompaan debit tetap selama 72 jam dilakukan untuk mengetahui beberapa parameter akuifer pada 3 sumur yang dianggap mewakili dari sumur-sumur lain yang berada di lokasi penelitian dan juga secara kondisi lapangan memungkinkan untuk dilakukan pengujian tersebut. Setelah diketahui beberapa parameter akuifer dan debit optimum, dilakukan simulasi pemompaan secara simultan selama 10 jam terhadap seluruh sumur dan menghasilkan penurunan muka airtanah yang secara umum tidak masuk ke dalam kriteria aman. Selanjutnya, dilakukan simulasi ulang secara coba-coba agar menghasilkan penurunan muka airtanah yang masuk ke dalam kriteria aman dengan batasan efisiensi sumur tidak kurang dari 70%, dan dibuat beberapa skema pemompaan untuk menghasilkan berbagai macam alternatif yang dapat diaplikasikan di lokasi penelitian yaitu, skema pemompaan secara simultan pada 7 sumur, skema pemompaan secara bergilir 8 jam, dan skema pemompaan secara bergilir 10 jam. Ketiga simulasi tersebut menghasilkan jumlah airtanah terproduksi sebesar 513,68 m3/hari pada simulasi simultan, 472,32 m3/hari pada simulasi bergilir 8 jam, dan 540,12 m3/hari pada simulasi bergilir 10 jam. Hasil tersebut tidak memenuhi kebutuhan air minimal, sehingga diperlukan sumber air lain untuk menutupi kebutuhan tersebut. Berdasarkan nilai dari beberapa parameter akuifer, potensi airtanah di lokasi penelitian dapat diklasifikasikan ke dalam kelas sedang.