digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Airtanah merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting karena memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, pertanian, irigasi dan industri. Pertumbuhan penduduk dan perkembangan wilayah juga meningkatkan permintaan dan tingkat pelayanan air minum, yang memerlukan pengelolaan distribusi air. Menurut laporan, 25 desa di distrik Woyla masih menghadapi kekurangan air dan utang air untuk memenuhi kebutuhan tersebut sekitar 559.800 L/hari. Ditinjau dari segi geologi regional, daerah penelitian termasuk strata dataran banjir muda yang terdiri dari endapan lanau, lempung berpasir, pasir halus, dan pasir kasar. Metode geolistrik adalah metode untuk mempelajari sifat aliran arus di dalam bumi menurut hukum kelistrikan. Power log merupakan perekam SP dan resistivitas merupakan catatan yang harus disimpan pada setiap interval formasi sumur. Pumping test merupakan tahapan pengujian kapasitas limpasan dan parameter fisik akuifer sebelum dilakukan tahapan produksi pada sumur. Rata-rata MAT ketiga desa tersebut adalah 2,26 meter dari utara ke selatan. Menurut data geolistrik GL7, GL8, GL9, GL10, GL11 dan GL12, resistivitas akuifer berpasir berkisar antara 59 – 809 ohm.m dan ketebalan total 99 m. Desa Cot Punti 430,27 m3/hari, Desa Jawi 473,27 m3/hari dan Desa Alue 477,52 m3/hari Efisiensi sumur adalah 95,3 bila menggunakan metode Hantush-Bierschenk (1964) dengan asumsi nilai rata-rata data uji olahan desa Cot Punti untuk multi- % debit tahap pompa yaitu 89,73% di desa Jawi dan 99,97% di desa Alue, sehingga pemompaan masih efektif. Efisiensi sumur rata-rata berdasarkan metode Ghost Bierschenk adalah 94,9%, 1,76 m3/hari untuk desa Cot Punti, 3,73 m3/hari untuk desa Jawi dan 3,66 m3/hari untuk desa Alue. Tingkat penularan adalah 56,5 m²/hari di desa Cot Punti, 149,4 m²/hari di desa Jawi dan 88,1 m²/hari di desa Alue. Distrik Woyla memiliki beban sumber daya sebesar 1.380.000 liter/hari.